Mubarak Ditenggat Jumat
Demo Sejuta Orang, Tuntut Mundur sebelum Transisi Demokrasi di Mesir
Rabu, 02 Februari 2011 – 06:45 WIB

KRISIS - Ramainya khalayak warga dan demonstran di Tahrir Square, Kairo, Selasa (1/2). Foto: Reuters TV.
Hingga hari kedelapan kemarin, unjuk rasa dan kerusuhan di Mesir telah menelan banyak korban. Komisioner Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (HAM) Navi Pillay menyebut bahwa sedikitnya 300 orang tewas dalam kerusuhan antipemerintah di seantero Mesir. Selain itu, lebih dari 3 ribu orang terluka dan ratusan lainnya ditangkap. "Korban terus berjatuhan setiap hari," katanya dalam pernyataan di Jenewa, Swiss, kemarin. Dia mendesak agar pemerintah Mesir menekan jatuhnya korban dan mendengarkan tuntan warganya.
Sumber-sumber medis dan keamanan di Mesir menyatakan bahwa hingga Senin lalu sedikitnya 138 orang tewas di Mesir dalam kerusuhan yang meluas. Penjarahan, perampokan, dan pencurian juga masih merajalela. Oposisi menegaskan bahwa mereka tidak akan bersedia bernegosiasi dengan pemerintah sebelum Mubarak meninggalkan kekuasaannya. "Kami tidak akan pernah menerima ajakan berunding," terang pernyataan komite oposisi yang diteken sejumlah tokoh, termasuk Mohamed ElBaradei dan mantan calon presiden (capres) Ayman Nour.
Sikap yang sama disampaikan Ikhwanul Muslimin, kelompok oposisi terlarang di Mesir. "Tuntutan kami yang pertama adalah Mubarak harus mundur. Hanya dengan cara itu, dialog bisa segera dimulai dengan militer. Termasuk transisi demokrasi secara damai," terang Mohammed al-Beltagi, mantan anggota parlemen dari Ikhwanul Muslimin.
Beltagi menjelaskan, oposisi beroperasi di bawah Komite Nasional untuk Menindaklanjuti Tuntutan Rakyat (the National Committee for Following up the People's Demands). Anggotanya adalah Ikhwanul Muslimin, Asosiasi Nasional untuk Perubahan atau the National Association for Change (NAC) yang dipimpin ElBaradei, sejumlah partai politik, dan tokoh-tokoh terkemuka lainnya.
KAIRO - Tuntutan supaya Presiden Mesir Hosni Mubarak mundur dari kekuasaannya sudah menjadi harga mati. Unjuk rasa besar-besaran di Mesir terus berlangsung.
BERITA TERKAIT
- Donald Trump Sebut Industri Film di AS Sekarat
- Trump Tegaskan Iran Tak Boleh Memiliki Nuklir untuk Alasan Apa pun, Pelucutan Total!
- 2 Kapal Wisata Terbalik di China, 3 Orang Tewas & 14 Hilang
- Berulah di Medsos, Donald Trump Pamer Fotonya Berpose ala Paus Vatikan
- Sekjen PBB Tegaskan Serangan Israel Pelanggaran Terhadap Kedaulatan Suriah
- Uni Eropa Mendesak Israel Segera Cabut Blokade & Buka Akses Bantuan ke Gaza