Muhaimin: Harkitnas Mendorong Indonesia Menjadi Negara Maju

Muhaimin: Harkitnas Mendorong Indonesia Menjadi Negara Maju
Wakil Ketua MPR RI Muhaimin Iskandar usai menyampaikan Kuliah Umum dalam rangka Dies Natalis ke-60 Fakultas Hukum Universitas Kristen Indonesia (UKI) di Cawang, Jakarta Selatan, Senin (21/5). Foto: Humas MPR RI

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua MPR RI Muhaimin Iskandar meminta segenap bangsa Indonesia menjadikan peringatan Hari Kebangkitan Nasional tanggal 20 Mei sebagai spirit untuk menjadi negara maju.

Ia juga meminta agar peringatan Hari Kebangkitan Nasional menjadi kekuatan Bangsa Indonesia mampu bersaing, berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah dengan negara-negara lain di dunia.

Pernyataan itu disampaikan Muhaimin usai menyampaikan Kuliah Umum dalam rangka Dies Natalis ke-60 Fakultas Hukum Universitas Kristen Indonesia (UKI) di Cawang, Jakarta Selatan, Senin (21/5).

Pada kesempatan itu, Cak Imin sapaan Muhaimin membawakan kuliah umum dengan tema “Mempertahankan Semangat Nasionalisme Di Dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.”

Menurut Cak Imin, sudah banyak keberhasilan yang dicapai bangsa Indonesia selama era reformasi. Tetapi, masih banyak juga kekurangan yang harus segera dibenahi. Salah satunya adalah persoalan kesenjangan yang masih terus memprihatinkan.

“Semangat Hari Kebangkitan Nasional harus mampu membawa bangsa Indonesia menjadi bangsa yang maju, tidak tertinggal oleh bangsa-bangsa lain,” kata Cak Imin.

Sementara itu, saat menyampaikan kuliah umum, Muhaimin mengingatkan ada berbagai tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia dalam rangka mempertahankan NKRI. Antara lain adalah munculnya aliran-aliran baru yang ada di tengah masyarakat. Serta, timbulnya kesenjangan yang makin lebar. Bahkan, kalau kesenjangan tersebut tidak segera diatasi, potensi terjadinya perpecahan bangsa, semakin besar.

Pada saat berlangsung reformasi, kata Muhaimin berbagai pengamat luar negeri meramalkan bahwa bangsa Indonesia akan terpecah menjadi negara-negara kecil seperti yang menimpa Yugoslavia. Alasannya, karena Indonesia terdiri dari berbagai keragaman. Ramalan itu tidak benar, dan hanya Timor Timur yang terpisah dari ibu pertiwi.

Menurut Cak Imin, sudah banyak keberhasilan yang dicapai bangsa Indonesia selama era reformasi. Tetapi masih banyak juga kekurangan yang harus segera dibenahi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News