Muhaimin Mengusulkan NU dan Muhammadiyah Meraih Nobel Perdamaian 2022, Ini Alasannya

Muhaimin Mengusulkan NU dan Muhammadiyah Meraih Nobel Perdamaian 2022, Ini Alasannya
Wakil Ketua DPR Muhaimin Iskandar. Foto: Ricardo/JPNN.com

NU juga hadir mengupayakan penyelesaian konflik di Israel dengan Palestina, serta memelopori International Conference of Islamic Scholars (ICIS) dan International Summit of Moderate Islamic Leaders (ISMIL).

Muhaimin menambahkan Muhammadiyah juga berperan dalam mewujudkan perdamaian dunia. Menurutnya, Muhammadiyah telah bertahun-tahun menjadi anggota International Counter Group (ICG) dan Center for Dialogue and Coorporation among Civilisations (CDCC). 

Muhammadiyah juga telah berperan aktif untuk menemukan resolusi konflik antara Moro dan Pemerintah Filipina, serta konflik di Afrika Tengah, Nigeria, Thailand, Myanmar, dan Palestina.

NU dan Muhammadiyah pun memberi pemahaman terkait ajaran, nilai, dan praktik agama Islam yang damai serta toleran. 

Kedua ormas Islam itu juga mengutamakan kesetaraan hak perempuan di Indonesia dan berperan dalam pengambilan kebijakan di negara-negara muslim, seperti Pakistan, Afganistan, Tunisia, dan Malaysia.

Tidak hanya itu, Muhaimin menyebut NU dan Muhammadiyah berjasa besar mengurangi dan menghapuskan sumber kekerasan atau konflik, melalui pencegahan radikalisasi dan melakukan deradikalisasi. 

Muhaimin menambahkan NU dan Muhammadiyah berperan besar dalam memulihkan demokrasi dan hak asasi manusia pada tahun 1998. 

Sejarah mencatat para tokoh serta cendekiawan NU dan Muhammadiyah telah ikut aktif menggerakkan sekaligus memprakarsai berbagai kebijakan publik dan undang-undang, yang menandai pulihnya sistem ataupun lembaga-lembaga demokrasi di Indonesia. 

Muhaimin Iskandar mengusulkan Nadhlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah menjadi calon peraih Nobel Perdamaian Tahun 2022-2023 di Norwegia. Ini sejumlah alasannya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News