Mungkinkah Paus Baru Datang dari Negara Non-Katolik?

Mungkinkah Paus Baru Datang dari Negara Non-Katolik?
Kardinal Indonesia dan Filipina saat kunjungan Paus Fransiskus ke Jakarta 2024. (Reuters: Guglielmo Mangiapane)

"Dia akan ikut pemilihan Paus untuk pertama kalinya. Ini peristiwa yang bersejarah," kata Profesor Hodge kepada ABC.

Bisa saja, tapi seberapa mungkin?

Para kardinal dari Asia dan luar benua Eropa, termasuk Kardinal Filipina Luis Antonio Tagle, dianggap sosok yang bukan unggulan dalam konklaf.

Meski demikian, faktanya Kardinal Tagle datang dari negara dengan mayoritas Katolik di Asia Tenggara.

Karena tidak semua kardinal elector datang dari negara dengan mayoritas Katolik, skenario film fiksi Conclave merebak kembali: apakah mungkin Paus yang terpilih berasal dari negara yang mayoritasnya non-Katolik? 

Profesor Hodge menyebut kemungkinan itu selalu ada.

"Saya pikir itu tentu saja mungkin. Bisa saja [yang menjadi Paus] adalah seseorang yang datang dari negara yang mayoritas penduduknya, bukan Katolik," katanya.

"Ini sangat tergantung dari tipe orangnya, teologinya, spiritualitasnya, dan tipe kepemimpinan mereka."

Ia menambahkan masalah geopolitik tentu akan "menjadi perhatian" para kardinal dalam arti Paus yang terpilih harus mampu mengelola hubungan yang sangat kompleks di seluruh dunia.

Dalam film Conclave, seorang uskup dari wilayah yang mayoritas penduduknya bukan Katolik, secara tak terduga terpilih sebagai Paus

Sumber ABC Indonesia
JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News