Murka, Iran Jatuhkan Sanksi Abal-Abal kepada 61 WN Amerika
Kemudian, Iran kembali memasukkan 24 warga AS ke dalam daftar hitam pada April.
Pembicaraan tidak langsung Iran dengan Amerika Serikat mengenai upaya menghidupkan kembali pakta nuklir 2015 dimulai pada November di Wina dan berlanjut di Qatar pada Juni.
Namun, negosiasi tersebut menemui jalan buntu selama berbulan-bulan.
Pada 2018, Presiden AS Trump meninggalkan kesepakatan itu karena pakta itu terlalu lunak terhadap Iran.
Trump, Presiden AS saat itu, menerapkan kembali sanksi keras AS, mendorong Teheran untuk melanggar batas nuklir dalam pakta tersebut.
Sementara itu, Pemerintahan Biden berjanji untuk mendukung semua orang Amerika meskipun ada ketidaksepakatan mengenai politik atau kebijakan.
"Amerika Serikat akan melindungi dan membela warganya. Ini termasuk mereka yang berdinas bagi Amerika Serikat sekarang dan mereka yang dulu bertugas," kata juru bicara Departemen Luar Negeri.
"Kami bertekad melawan ancaman dan provokasi, dan kami akan bekerja dengan sekutu dan mitra kami untuk mencegah dan menanggapi setiap serangan yang dilakukan oleh Iran." (ant/dil/jpnn)
Iran mengatakan bahwa pihaknya menjatuhkan sanksi kepada 61 warga Amerika Serikat (AS), termasuk mantan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif
- Iran Mulai Menyelidiki Kecelakaan Helikopter Presiden Ebrahim Raisi
- Kematian Presiden Iran Berpotensi Menyolidkan Kubu Konservatif
- Ayatollah Khamenei Tunjuk Langsung Presiden Baru Iran Pengganti Almahrum Raisi
- Presiden Iran Ebrahim Raisi Dipastikan Tewas dalam Kecelakaan
- Ampuh Lumpuhkan Serangan Iran, Iron Dome Israel Bikin Inggris Kepincut
- Israel Dikabarkan Menyerang, Warga Iran Pilih Lanjutkan Tidur