Muslim Australia Menyambut Ramadan di Tengah Ketakutan

Muslim Australia Menyambut Ramadan di Tengah Ketakutan
Masjid Westall di pinggiran Kota Melbourne merupakan salah satu tempat ibadah yang dikelola oleh masyarakat Muslim asal Indonesia. (Koleksi Masjid Westall)

Ia menyebutkan, banyak orang pergi ke masjid dengan "rencana cadangan" jika sewaktu-waktu terjadi serangan.

Sikap ini meningkat setelah serangan yang yang terjadi di masjid di Christchurch, Selandia Baru.

"Beberapa masjid menjadi sasaran serangan berulang. Alih-alih fokus untuk beribadah, mereka malah harus memeriksa pintu keluar, untuk berjaga-jaga," jelas Dr Derya.

Masjid komunitas Indonesia menggelar salat tarawih

Namun demikian, pengurus masjid yang dikelola warga Indonesia menyatakan akan tetap menggelar salat malam di bulan puasa tersebut, yang menurut jadwal akan dimulai Senin malam (12/04).

Menurut Andi Rosihan Anwar, takmir atau ketua Masjid Westall, salah satu dari masjid yang dikelola masyarakat Indonesia di negara bagian Victoria, pihaknya akan menggelar salat tarawih setiap malam selama bulan Ramadan tahun ini.

"Kebetulan Masjid Westall tidak pernah mengalami serangan seperti yang terjadi di masjid lainnya," ujar pria yang akrab disapa Petta Rukka ketika dihubungi Senin (12/04).

Ia menjelaskan dinding luar Masjid Westall memang pernah dicoreti grafiti, namun hal itu bukan merupakan serangan kebencian.

"Itu hanya grafitti biasa, sebagaimana yang banyak kita temui pada dinding-dinding yang kosong di kawasan pertokoan," kata Petta Ruka kepada wartawan ABC Indonesia Farid M. Ibrahim.

Dari 75 masjid di Australia yang disurvei, setengahnya mengatakan pernah mengalami serangan

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News