Nadiem Makarim: Merdeka Belajar Bisa jadi Terobosan Pendidikan yang Layak
Jadi, lajutnya, tidak memaksakan sama sekali kepada sekolah untuk menerapkannya.
Namun, dia berharap para pendidik dan kepala sekolah melihat kurikulum itu dari keluasan manfaatnya untuk pemulihan pembelajaran.
“Kami berikan keleluasaan yang jauh lebih besar kepada mereka untuk mengembangkan pembelajaran dengan mengedepankan pembelajaran berbasis proyek (project-based learning)," ungkapnya.
"Kurikulum Merdeka mengedepankan pembelajaran yang jauh lebih memerdekakan, menyenangkan, mendalam, dan relevan untuk para pelajar,” sambung Nadiem.
Saat ini, ekosistem pendidikan di Indonesia tidak perlu mengkhawatirkan ujian akhir yang menentukan kelulusan murid.
Sebab, Asesmen Nasional sebagai pengganti Ujian Nasional pada 2020 sudah diikuti lebih dari 6,5 juta murid dan 3 juta guru.
Mereka berfokus pada perkembangan dan perbaikan capaian belajar serta lingkungan sekolah.
“Hasil Asesmen Nasional bisa diakses di platform Rapor Pendidikan oleh pemerintah daerah dan sekolah sebagai bahan refleksi dalam menentukan langkah lebih lanjut yang berbasis data,” tutur Nadiem.
Kemendikburistek terus menghadirkan terobosan Merdeka Belajar dan memastikan masyarakat benar-benar merasakan manfaatnya.
- Puluhan Universitas Top Dunia Ada di ICAN Education Expo 2024, Pengunjung Membeludak
- Pertukaran Pelajar Sinarmas World Academy & PKU ES Bawa Dampak Positif
- Lengkingan Putri Ariani Menggetarkan 9 Ribu Peserta Perayaan Hardiknas 2024
- Nadiem Makarim Sebut Kurikulum Merdeka Dibutuhkan Sekolah yang Tertinggal, Guru Diberi Kebebasan
- Memperingati Hardiknas, Irjen Fakhiri Mengenang Masa Bersekolah di Pedalaman
- Peringati Hardiknas 2024, Sekda Jateng: Momentum Tingkatkan Kualitas Pendidikan