Nasib Honorer Dipermainkan Elite, Haruskah K2 dan Non-K2 Menunggu Presiden Baru?

Nasib Honorer Dipermainkan Elite, Haruskah K2 dan Non-K2 Menunggu Presiden Baru?
Koordinator Honorer K2 Maluku Utara Said Amir menuntut PNS. Foto dokumentasi pribadi for JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Forum Honorer K2 Maluku Utara (Malut) Said Amir menilai rapat koordinasi pemerintah pusat dan asosiasi pemda tidak akan berdampak besar bagi tenaga non-ASN. 

Dia pun mengimbau honorer jangan berharap banyak dengan tim penyelesaian tenaga non-ASN bentukan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB) Abdullah Azwar Anas.

Menurut Said Amir, itu cara halus MenPAN-RB Azwar Anas, Badan Kepegawaian Negara (BKN), dan asosiasi gubernur, bupati, wali kota menbunuh nasib honorer se-Indonesia.

"Sebaiknya pemerintah pusat dan daerah harus jujur dan melihat fakta lapangan," kata Said Amir kepada JPNN.com, Kamis (16/2).

Dia menegaskan honorer K2 yang masuk database BKN 2014 harus prioritaskan dahulu. Jangan menambah honorer siluman yang tidak masuk database BKN.

Said menilai 2023 momentum tahun politik sehingga masing-masing gubernur, bupati dan wali kota selalu membuat kebijakan yang berbau politik.

"Kami honorer K2 terutama sumber daya air (SDA) paham betul kami hanya jadi bidak politik gubernur, bupati dan wali kota," tegasnya.

Pengadaan PPPK pun kata Said, malah bermasalah terus. Pemda tidak mampu menggaji dan menyerahkan ke pusat.

Kepastian nasib honorer K2 dan non-K2 kemungkinan harus menunggu sampai terpilihnya presiden baru, yakinkah seluruh honorer di Indonesia?

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News