Nasib Inovator Muda Bidang Kanker Muda di Indonesia Ditelantarkan Usai Juara
Wimmy berhasil merebut medali perak mengalahkan peserta lain yang berasal dari berbagai negara seperti Amerika Serikat, Malaysia, Rumania, Sri Lanka, Jepang dan sebagainya.
Namun pasca meraih prestasi ini, nasib permen jelly anti kanker ciptaannya menjadi tidak menentu.
Pasalnya sokongan dana dan dukungan teknis tidak lagi tersedia untuk meneruskan riset itu sehingga permen jelly anti kanker ciptaannya bisa menjadi produk jadi yang siap diedarkan di masyarakat.
"Inovasi saya masih harus diuji pra klinis pada hewan dan uji klinis pada manusia. Begitu uji dosisnya dan itu semua butuh dana yang tidak sedikit."
"Apalagi saya sekarang mahasiswa tingkat akhir, jadi sulit dapat dana hibah penelitiannya." paparnya.
"Bantuan dana hanya ada waktu mau ikut lomba saja, setelah itu tidak ada bantuan, ya begitulah," keluhnya kepada wartawan ABC Indonesia Iffah Nur Arifah.
Wimmy mengaku sedikit kecewa, namun tidak banyak yang bisa dia lakukan.
Photo: Beras analog anti kanker dari umbi Suweg ciptaan Chahyaning Aisyah, Khomsiyah dan Nanik Nor Laila meraih penghargaan The Winner Award (Excellent Award) dalam ajang PCCST International Science Fair di Phatthalung, di Thailand pada Januari 2019. (Istimewa)
- Dunia Hari Ini: Aktivis Thailand Meninggal Setelah Mogok Makan di Penjara
- Tanggapan Mahasiswa Asing Soal Rencana Australia Membatasi Jumlah Mereka
- Dunia Hari Ini: Empat Warga India Tewas Tertimpa Papan Reklame
- Dunia Hari Ini: Banjir Lahar Dingin Gunung Marapi, 37 Orang Tewas
- Verifikasi dengan Swafoto Bersama Kartu Identitas: Seberapa Aman dan Bisa Diandalkan?
- Dunia Hari Ini: Surat Kabar Inggris Digugat Pangeran Harry