Nasib Inovator Muda Bidang Kanker Muda di Indonesia Ditelantarkan Usai Juara

Nasib Inovator Muda Bidang Kanker Muda di Indonesia Ditelantarkan Usai Juara
Nasib Inovator Muda Bidang Kanker Muda di Indonesia Ditelantarkan Usai Juara

"Juga untuk anak-anak berprestasi ini mereka harus juga dipandu masuk ke PT mana yang cocok untuk melanjutkan risetnya, dan kalau perlu bebas tes."

"Nanti skripsi mereka juga fokus ke risetnya dan terus lanjut sampai tingkat S-2, jadi inovasi harus seperti itu." tandasnya.

Perubahan ini menurutnya akan didukung oleh sokongan Dana Abadi Riset dan Inovasi senilai 5 Trilyun rupiah.

Presiden Joko Widodo di termin kedua pemerintahannya bertekad akan menjadikan inovasi sebagai solusi dari setiap masalah di dalam negeri. Ia ingin ada sinergi yang lebih kuat antara inovasi dan swasta.

Namun mendorong inovasi dan penelitian di dalam negeri adalah sebuah PR besar, mengingat Indonesia dalam hal ini sangat jauh tertinggal.

Global Innovation Index (GII), 2018, yang memuat peringkat kualitas inovasi dan penelitian dalam pembangunan ekonomi dunia mencatat, Singapura berada di peringkat 1 untuk kawasan ASEAN dengan skor 59,8 dan menempati 5 besar dunia,

Sementara Indonesia menempati peringkat ke-2 dari bawah di ASEAN dan peringkat 85 dunia. Kalah jauh dengan Malaysia dan Thailand yang menempati posisi ke- 35 dan 44 dunia.

Nasib Inovator Muda Bidang Kanker Muda di Indonesia Ditelantarkan Usai Juara Photo: Adriana Viola Miranda, mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) meraih gelar Best Ambassador pada ajang Bukovinian International Medical Congress (BIMCO) 2018 di Ukraina lewat presentasi riset telaah teknik Circulating MiRNA untuk terapi kanker payudara. (Istimewa)

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News