Nation Bubar, Keresahan Rachun

Nation Bubar, Keresahan Rachun
Rachun, band rock asal Jakarta. Foto: Dok. Rekaman POTS

"Tidak lama kemudian, kami memutuskan untuk mengendapkan rencana perilisan materi-materi yang sudah disepakati, masuk dapur rekaman lagi, dan mulai mengolah kesedihan, kekecewaan, juga amarah terhadap situasi yang lumayan kaos," jelas Yudhis Rachun.

Firas Rachun menyebut judul album terinspirasi setelah melihat guratan tangan Farid Stevy (FSTVLST) di Instagram.

Dia merasa Nation Bubar sangat mewakili keresahan yang dirasakan sesuai dengan materi album.

"Postnationalism sudah di depan mata, dari perusahaan multinasional dan WFH, internet dan medsos, sampai aktivisme global, kita makin mengesampingkan nationality. Nation Bubar bukan ajakan makar. Ketika semua nation bubar, berarti manusia enggak lagi mengotak-ngotakkan suku, adat, ras, bahkan agama. Kalau kita cukup melek dan mengikis ego buat mengakui betapa berantakannya sistem yang ada sekarang, gue cukup yakin kita bisa sampai pada eranya post-state dan akhirnya semua nation bubar," jelas Firas Rachun.

Adapun lima lagu dalam album Nation Bubar yakni Sebenarnya, Industri Berjalan Kau Tak Relevan, Air Susu Dibalas Peluru, Semua Salahmu, dan Besar Pajak daripada Tiang.

Lagu Sebenarnya berkisah soal indahnya tanah Indonesia, tetapi rusak juga oleh orang yang haus kuasa.

Industri Berjalan, Kau Tak Relevan merupakan lagu bercerita upaya yang beberapa kali terpikir untuk menjual diri dalam rangka bertahan hidup.

Selanjutnya lagu Air Susu Dibalas Peluru menggambarkan hubungan yang tidak sehat, yakni ketika janji lebih banyak diobral, bersamaan dengan deru peluru untuk sipil, Gamma adalah salah satu korbannya.

Band rock asal Jakarta, Rachun akhirnya merilis album terbaru yang berjudul Nation Bubar.

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News