Negara Dengan Indeks Perbudakan Tertinggi di Dunia

Negara Dengan Indeks Perbudakan Tertinggi di Dunia
Negara Dengan Indeks Perbudakan Tertinggi di Dunia

jpnn.com - LONDON--Lembaga anti perbudakan, Walk Free Foundation, merilis laporan Global Slavery Index, tentang indeks perbudakan di dunia modern. Mauritania, Haiti dan Pakistan menjadi negara dengan angka perbudakan modern tertinggi menurut rilis yang dikeluarkan yayasan amal anti perbudakan tersebut.

Walk Free Foundation mengukur perbudakan di 162 negara dengan memperkirakan jumlah orang di setiap negara yang terkena dampak oleh praktik-praktik seperti kerja paksa dan kerja dalam kondisi terbelenggu rantai, perdagangan manusia, kawin paksa serta menjadikan anak-anak sebagai tentara.

Laporan indeks ini mendapat sambutan positif dari mantan Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton, mantan Perdana Inggris Tony Blair dan pendiri Microsoft Bill Gates. Sementara lembaga nirlaba ini sendiri didirikan tahun lalu oleh pengusaha tambang Australia Andrew Forrest.

"Saya menyerukan kepada para pemimpin di seluruh dunia untuk melihat indeks ini sebagai panggilan untuk bertindak dan fokus pada upaya merespon kejahatan ini," kata Hillary Clinton seperti dilansir abcnews (17/10).

Merujuk laporan pemerintah setempat dan organisasi NGO lainnya, serta perkiraan statistik, Walk Free Foundation menuding Mauritania memiliki proporsi perbudakan tertinggi, dan banyak yang mewarisi status budak dari nenek moyang mereka.

Diperkirakan, sekitar 140-160 ribu orang diperbudak di negara Afrika barat itu, yang memiliki populasi hanya 3,8 juta jiwa. Haiti menempati posisi kedua, dengan satu dari 10 anak terjebak dalam sistem eksploitasi perbudakan anak.

Sedangkan, Pakistan berada di tempat ketiga dengan 1,8 juta orang hidup sebagai budak yang terbelenggu, disusul India, dengan perbudakan anak dan kawin paksa. (esy/jpnn)

 


LONDON--Lembaga anti perbudakan, Walk Free Foundation, merilis laporan Global Slavery Index, tentang indeks perbudakan di dunia modern. Mauritania,


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News