Negara Hadir di Tengah Pandemi

Oleh Komisaris Independen Jamkrindo Muhammad Muchlas Rowi

Negara Hadir di Tengah Pandemi
Komisaris Independen Jamkrindo Muhammad Muchlas Rowi. Foto: dok pribadi for JPNN

Kamis (28/01) kemarin, kami sempat berbincang tentang pengalaman menjadi penyintas dan bagaimana dirinya mengurus Sang Ibu yang rupanya dirawat di rumah sakit ternama di Jakarta Selatan. Tak perlu disebutkan namanya.

Ada cerita menarik sekaligus menegangkan kala dia mengurus ibunya di rumah sakit, terutama ketika urusan administrasi. Sabtu pagi setelah malamnya ia memasukan sang ibu ke rumah sakit, tiba-tiba saja ia terpikir untuk mengecek biling tagihan di kasir. Sudah ada dua tindakan yang dilakukan untuk ibunya, namun billingnya saat itu sudah 5 juta.

Melihat angka itu, dia langsung teringat kata pertama yang keluar dari mulut ibunya ketika pertama kali menginjakkan kaki di rumah sakit itu, “berapa biayanya?” pikiran khas emak-emak, siapa pun dan dimanapun. Seorang ibu tidak pernah mau menyusahkan anak-anaknya.

Tentu saja dia kaget bukan main, baru saja dua tindakan tapi tagihannya sudah seharga satu sepeda MTB Thrill Vanquish. Tak bisa dibayangkan berapa yang harus dibayarkan jika 14 hari berada di rumah sakit itu.

Setelah memastikan perawatan yang terbaik untuk ibunya, dia pun mencari informasi tentang biaya perawatan pasien Covid-19 di rumah sakit baik milik pemerintah maupun swasta. Rupanya, aturan tersebut ada dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 413 Tahun 2020 tentang Pedoman Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).

Beleid tersebut mengatur, bagi pasien yang suspek, probable, maupun confirm, dan dirawat di rumah sakit mana pun maka akan dibiayai oleh negara. Sehingga sepanjang rumah sakit mendeclare menerima pasien Covid-19, maka biayanya ditanggung negara.

Berdasarkan informasi tersebut, Sejawat saya yang sebelumnya sempat khawatir pun dengan tenang menyampaikan jika biaya perawatan ibunya di rumah sakit tersebut akan dibiayai pemerintah. Mendengar pernyataan anak muda tersebut, petugas rumah sakit pun tak berkata panjang dan langsung memprosesnya.

“Saya meyakinkan dan memberanikan diri untuk menyampaikan apa yang ada dalam keputusan Menkes, bahwa biaya ditanggung negara. Rumah sakit terima, dan saya pun merasakan saat itu jika negara betul-betul hadir,” ujarnya saat itu.
Apa yang saya alami, ibu dari sejawat saya, atau para penyintas covid-19 lainnya seolah mengkonfirmasi ungkapan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir bahwa pemerintah selalu bekerja keras dengan berbagai upaya untuk menangani pandemi Covid-19.

Pandemi Covid-19 meskipun menyajikan kisah beraneka warna, namun pesan yang saya bisa tangkap sejatinya adalah ekawarna (monokrom)

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News