Negara Tak Berbuat Apa-Apa, Masyarakat ASEAN Sampaikan Dukungan untuk Rakyat Myanmar

Negara Tak Berbuat Apa-Apa, Masyarakat ASEAN Sampaikan Dukungan untuk Rakyat Myanmar
Pengunjuk rasa menggelar aksi protes terhadap kudeta militer di Kota Yangon, Myanmar, Sabtu (6/2/2021). Mereka menuntut pembebasan pemimpin terpilih Myanmar Aung San Suu Kyi. Foto: ANTARA/REUTERS/Stringer/wsj

Kedua: "Kami telah berkumpul di Balai Wilayah Orang-ke-Orang (People-to-People Region Hall) secara virtual yang sangat disadari kemanusiaan kita bersama dengan orang-orang Myanmar dan cinta kita bersama akan kebebasan dan kepatuhan pada demokrasi, hak asasi manusia dan penghormatan terhadap martabat manusia, tanpa memandang ras, bahasa, jenis kelamin, atau latar belakang etnis dan agama atau politik."

Ketiga: "Kami masyarakat Asia Tenggara mengungkapkan dukungan penuh dan solidaritas kami dengan masyarakat Myanmar, termasuk etnis minoritas negara yang sering menderita pengucilan dari proses politik negara, yang kini bangkit dalam protes terpadu menentang perampasan terang-terangan untuk kekuasaan dan serangan Tatmadaw terhadap pemula negara demokrasi."

Keempat: "Kami masyarakat Asia Tenggara meyakinkan rakyat Myanmar bahwa mereka tidak sendiri dalam perjuangan mereka untuk menegaskan martabat mereka sebagai manusia dan untuk mendapatkan kembali hak mereka untuk hidup dalam demokrasi damai. Kepada mereka, kami mengatakan: Jangan putus asa. Kami mendukung Anda."

Kelima: "Kami masyarakat Asia Tenggara juga menyampaikan belasungkawa yang terdalam kepada warga Myanmar yang kehilangan orang yang mereka cintai karena kekerasan oleh pasukan keamanan. Kami merasakan kesakitan yang dialami mereka."

Dino Patti Djalal, yang juga mantan menteri luar negeri RI, menganggap prinsip untuk tidak campur tangan, seperti yang dianut perhimpunan negara-negara Asia Tenggara (ASEAN), bukan berarti diam saat pelanggaran HAM terjadi di Myanmar.

"Ini bukan tentang diam ketika para pemimpin terpilih sedang dipenjara," ujarnya.

Ia mengatakan tidak campur tangan bukanlah bersikap diam ketika sebuah "kamar" di rumah Asia Tenggara terbakar.

"Mengenai masalah krisis Myanmar, kita telah menyaksikan bagaimana "tidak-campur tangan" digunakan sebagai alasan untuk tidak melakukan apa-apa, tidak mengambil sikap, untuk tidak mengatakan apa-apa yang substansial," kata dia.

Apa yang terjadi di Myanmar dan bagaimana masyarakat menanggapinya, menurut Dino, mengungkapkan siapa mereka sebagai orang Asia Tenggara dan apa ASEAN itu

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News