Nekat Hidup dengan COVID-19, Singapura Kembali Dihajar Lonjakan Kasus

Nekat Hidup dengan COVID-19, Singapura Kembali Dihajar Lonjakan Kasus
Warga memakai masker pelindung menyeberang jalan di tengah penyebaran penyakit Covid-19 di Singapura. Foto: ANTARA/REUTERS/Caroline Chia

jpnn.com, SINGAPURA - Pemerintah Singapura sedang mencoba untuk hidup dengan COVID-19 dan melihat tidak perlu memperketat pembatasan untuk mengatasi lonjakan kasus, tetapi akan menunda lebih banyak langkah pembukaan kembali sambil memantau peningkatan kasus yang parah.

Infeksi harian baru Singapura telah meningkat tajam baru-baru ini dan mencapai 450 kasus pada Kamis (9/9), setelah langkah-langkah penahanan dilonggarkan sebagai bagian dari pembukaan kembali bertahap setelah vaksinasi 80 persen dari populasinya.

"Peningkatan infeksi harian yang cepat dan eksponensial yang kita alami sekarang ini adalah apa yang harus dilalui oleh setiap negara yang ingin hidup dengan COVID-19 di beberapa titik," kata Menteri Kesehatan Singapura Ong Ye Kung dalam konferensi pers pada Jumat.

Untuk mendukung sistem perawatan kesehatan, Singapura akan membiarkan lebih banyak pasien yang divaksin pulih di rumah dan akan memulai program suntikan penguat (booster) vaksin untuk kelompok rentan.

Pihak berwenang juga telah memutuskan untuk mengurangi karantina dari 14 hari menjadi 10 hari untuk kontak dekat dengan orang yang terinfeksi.

Indikator utama dalam menentukan langkah pembukaan kembali adalah jumlah pasien di unit perawatan intensif (ICU) selama 2-4 minggu ke depan, kata Lawrence Wong, menteri keuangan dan ketua bersama gugus tugas virus corona.

Saat ini ada tujuh pasien ICU dan 300 tempat tidur yang tersedia, yang dapat ditingkatkan menjadi 1.000 tempat tidur.

Jika jumlahnya tetap dapat dikelola, negara akan melanjutkan rencana pembukaan kembali.

Pemerintah Singapura sedang mencoba untuk hidup dengan COVID-19 dan ini ujian pertama bagi mereka

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News