Nekat Maju Jadi Capres meski Perempuan Dilarang

Nekat Maju Jadi Capres meski Perempuan Dilarang
Tokoh politik perempuan Iran Azam Taleghani. Foto: rferl.org

Maret lalu, Guardian Council menolaknya beberapa hari setelah dia mendaftarkan diri.

Sejak 1997, pilpres Iran selalu diramaikan kehadiran kandidat perempuan. Sebab, pada tahun itu, Guardian Council mengizinkan perempuan mencalonkan diri.

"Itu hanya formalitas. Praktiknya, mereka tidak pernah mengindahkan kandidat perempuan," kata Mahboubeh Abbasgholizadeh, aktivis HAM Iran, kepada Deutsche Welle.

Semua gara-gara tafsir kata rijal-e-siasi yang berbeda-beda. Guardian Council memaknai kata tersebut sebagai man alias pria.

Maka, hanya kandidat pria yang boleh membidik kursi presiden.

Namun, sebagian kalangan yakin kata itu merujuk kepada person yang bisa berarti lelaki atau perempuan.

Saat ini, posisi politik tertinggi kaum hawa Iran dipegang Wakil Presiden Masoumeh Ebtekar.

Dia menjabat sejak 2013. Ebtekar lah yang menjadi semangat bagi Taleghani untuk terus memperjuangkan mimpi.

Konstitusi di Iran jelas melarang seorang perempuan untuk mencalonkan diri sebagai presiden.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News