Nelayan Ngaku Puas Berantem dengan Menteri Susi di Depan Jokowi

Nelayan Ngaku Puas Berantem dengan Menteri Susi di Depan Jokowi
Menteri Perikanan dan Kelautan Susi Pudjiastuti. FOTO: dok/jpnn.com

jpnn.com - JAKARTA - Front Nelayan Bersatu (FNB) kini bisa bernapas lega setelah mengungkapkan kegalauan pada Presiden Joko Widodo terkait kebijakan alat tangkap yang diterbitkan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti. 

Keluhan para nelayan ini disampaikan saat mengikuti acara makan siang bersama presiden dan Menteri Susi di Istana Negara, Jakarta, Rabu (8/4). Dalam acara makan siang ini, para nelayan juga sempat berdebat dengan Menteri Susi soal kebijakannya tersebut.

"Alhamdulilah tadi ketemu presiden, jadi kenyang karena makan tadi. Lalu berantem juga sama Bu Susi, agak puas juga. Mudah-mudahan Pak Jokowi mau bantu," ujar Koordinator FNB Bambang Wicaksana usai makan bersama presiden.

Bambang mengaku saat perdebatan itu terjadi, presiden mengingatkan dirinya agar tidak menghadapi sifat keras Menteri Susi dengan kekerasan yang sama. 

Namun, Bambang mengaku dirinya hanya minta maaf pada presiden dan meminta mantan Gubernur DKI Jakarta itu untuk melunakkan hati Susi yang enggan mengubah kebijakannya.

Permintaan para nelayan area Pantura adalah meminta Menteri Susi tidak memaksakan pengalihan alat penangkapan ikan yang lebih modern dalam waktu dekat. Pasalnya, para nelayan itu tidak memiliki cukup modal untuk mengganti peralatan dengan teknologi yang lebih modern.

"Bu Susi selalu mengatakan itu trol, enggak boleh lebih dari September dan lain sebagainya. Katanya Bu Susi akan mendekati bank untuk beri pinjaman. Padahal bank enggak mungkin didekati karena kami punya utang juga yang harus dibayar. Kecuali utang itu dibayar baru kami dikasih lagi (pinjaman)," sambung Bambang.

Akibat perdebatan itu, kata dia, Menteri Susi meninggalkan ruang makan siang terlebih dahulu. Hingga hanya tersisa presiden dan para nelayan yang melanjutkan makan siang.

JAKARTA - Front Nelayan Bersatu (FNB) kini bisa bernapas lega setelah mengungkapkan kegalauan pada Presiden Joko Widodo terkait kebijakan alat tangkap

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News