Neraca Perdagangan Surplus, Indonesia Tak Impor Beras Medium

Neraca Perdagangan Surplus, Indonesia Tak Impor Beras Medium
Kepala Pusat dan Sistem Informasi, Kementerian Pertanian (Kementan), Suwandi. Foto: JPG/Pojokpitu

Untuk diketahui, stok beras BULOG saat ini mencapai 1,53 juta ton. Suwandi menilai stok tersebut aman untuk memenuhi kebutuhan beras hingga tujuh bulan ke depan yaitu April 2018 dan pada Februari-April 2018 akan panen raya padi. Sejak tahun 2016 Indonesia sudah swasembada beras karena konsumsi beras sudah dipenuhi dari produksi dalam negeri.

“Indonesia sejak Januari tahun 2016 hingga awal Oktober 2017 ini tidak mengeluarkan rekomendasi impor maupun ijin impor beras medium,” tuturnya.

Suwandi pun menegaskan berdasarkan data BPS Januari hingga Agustus 2017, Indonesia impor beras 191 ribu ton.

Ini bukan impor beras medium, tetapi beras pecah 100% (menir) sebesar 188 ribu ton dan sisanya berupa benih dan beras khusus.

“Beras khusus yang tidak tidak diproduksi di dalam negeri seperti: Thai Hom Mali, Thai Jasmine Rice, Parboiled Rice, Basmati, dibutuhkan untuk restoran asing yang ada di Indonesia,” tegasnya.

“Ekspor-impor jenis beras khusus ini wajar dalam perdagangan dunia karena tidak diproduksi di dalam negeri. Indonesia juga sudah ekspor beras merah, beras hitam, beras organik dan lainnya,” imbuh Suwandi.

Berdasarkan data BPS, neraca perdagangan komoditas pertanian Januari hingga Agustus 2017 surplus USD 10,98 miliar.

Surplus ini diperoleh dari ekspor sebesar USD 22,18 miliar dikurangi impor sebesar USD 11,20 miliar.

Konsumen menikmati harga lebih murah dibandingkan sebelum HET

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News