Neraka Akuntan

Oleh: Dahlan Iskan

Neraka Akuntan
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Di zaman internet ini sudah jarang yang mau membeli buku aturan akuntan itu –lalu menyimpannya di rak buku dekat meja kerjanya.

Baca Juga:

Kitab suci itu sudah tersimpan rapi di cloud. Kapan saja bisa diakses. Tinggal klik. Scroll. Tidak ada debunya. Tidak akan membuat Anda terbatuk karena membuka buku yang jarang dibuka.

Klik dan scroll begitu mudah. Saking mudahnya untuk apa mengkliknya, apalagi men-scroll-nya. Bisa berjam-jam harus menatap layar. Lebih sulit lagi kalau hanya mengandalkan layar HP.

Akan tetapi sidang pengadilan itu tetap mengasyikkan. Bagi akuntan. Toh literatur dokter juga membosankan. Bagaimana seorang dokter bisa hafal istilah dalam anatomi tubuh, istilah kimia, nama-nama obat, dan jenis-jenis penyakit.

Bedanya, ketika dokter mempraktikkannya bisa asyik. Yang dihadapi adalah benda hidup –manusia seperti Anda. Alat-alat dokter pun seperti mainan mahal.

Bandingkan dengan akuntan. Literaturnya membosankan. Mengerjakannya pun tidak ada unsur hiburannya. Alat-alatnya pun itu-itu saja: kalkulator.

Jangan-jangan permainan dalam akuntansi itu sebenarnya hanya pelarian saja. Agar tidak bosan. Agar ada unsur permainannya. Agar tidak bosan. Lalu main-main. Agar asyik.

Maka jadilah apartemen yang ditempati Trump di Trump Tower, dekat Central Park, Manhattan, dibukukan dengan harga 10 kali lipat dari harga normal.

LANGSUNG SEPI. Membosankan. Seperti sebuah novel kering. Hanya akuntan yang mampu dengan asyik membaca novel tanpa adegan pembunuhan, perselingkuhan, dan...

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News