Nestapa Dua TKI Perempuan asal Purwokerto di Arab Saudi

Sebelas Tahun tanpa Kabar, Ingin Pulang Gaji Ditahan

Nestapa Dua TKI Perempuan asal Purwokerto di Arab Saudi
Nestapa Dua TKI Perempuan asal Purwokerto di Arab Saudi

"Ya, alhamdulillah ada yang membantu. Meski baru menelepon, setidaknya keluarga lega. Namun, kami belum sampai di sini karena kami menginginkan Marsiyem dibayar selama 11 tahun dan pulang dengan kondisi sehat," terang Arsim.

LBH Perisai Kebenaran pun sudah melayangkan somasi kepada PJTKI PT Avco Jaya Manunggal yang memberangkatkan Marsiyem dan KBRI di Riyadh pada April 2011 lalu. Namun, menurut Ketua LBH Perisai Sugeng, hingga kini tak ada repons dari pihak-pihak yang disomasi.

Untuk itu, lanjut Sugeng, pihaknya akan mengirim somasi kedua pada pekan ini. "Seharusnya KBRI di Riyadh, Arab Saudi, yang menjawab somasi secara formal atas somasi yang telah kita (LBH Perisai Kebenaran, Red) layangkan pada April 2011. Sudah dua bulan sejak somasi, KBRI Riyadh dan PJTKI tak memberi kabar apa pun," kata Sugeng kepada wartawan kemarin.

Sugeng juga menilai telepon dari Marsiyem justru mengindikasikan Pemerintah Indonesia lewat KBRI sangat lemah dalam upaya diplomatik perlindungan TKI. Semestinya, bukan Marsiyem yang memberi kabar ke rumah atau ke orang tuanya, melainkan KBRI.

Kisah sedih buruh migran Indonesia seakan tak ada habisnya. Dua buruh migran asal Purwokerto yang bekerja di Arab Saudi, Marsiyem dan Wahyuningsih,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News