Nestapa Keluarga Serka Bayu, Korban Tabrakan Maut KA di Pemalang
Pulang untuk Pamit dan Pindah Rumah
Senin, 04 Oktober 2010 – 08:08 WIB
Kepulangan Bayu beserta istri dan anaknya ke Ungaran Sabtu itu bermaksud pamit kepada keluarga sekaligus mengurus surat pindah. Sebab, terhitung mulai 12 Oktober nanti, almarhum akan pindah tugas ke Jakarta. SK pindahnya sudah turun. Tetapi, maut telah menjemput di tengah jalan sebelum mereka berpamitan.
"Kami sekeluarga tidak menyangka bahwa almarhum beserta anak istrinya ternyata pamit untuk selamanya," tutur Krisdwianto dengan terbata-bata. "Terakhir, kami bertemu almarhum Bayu seminggu yang lalu. Dia bilang ingin membuat pasfoto untuk keperluan surat pindah," imbuhnya.
Di mata Krisdwianto, keluarga almarhum adalah pribadi-pribadi yang menyenangkan, baik, dan jujur dalam pekerjaan maupun pergaulan. Tragedi itu merupakan pembuktian bahwa almarhum bersama anak dan istrinya merupakan umat yang dicintai Tuhan. Karena itu, mereka "dipanggil" lebih awal dan bersamaan.
Bayu merupakan anak bungsu di antara enam bersaudara. Dia pula satu-satunya penerus sang ayah sebagai tentara. "Keluarga besar kami akan selalu merindukan Sebastian. Dia anak yang pintar dan lucu. Kami benar-benar merasa kehilangan," ucap Krisdwianto.
Siapa yang menyangka kepulangan Serka Yohanes Bian Bayu Sakti, 33; bersama istri, Marieta Catur Yeni Septanti, 29; dan anak tunggal mereka,
BERITA TERKAIT
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor
- Pesantren Ala Kadarnya di Pulau Sebatik, Asa Santri di Perbatasan Negeri