Netanyahu Tendang Menhan Pembangkang, Demonstran Malah Makin Garang, Kaos!
Netanyahu memecat Gallant sehari setelah mantan laksamana angkatan laut itu menuntut upaya perombakan sistem peradilan segera dihentikan.
Dia menilai rencana besar Netanyahu berpotensi jadi ancaman yang jelas, langsung dan nyata terhadap keamanan negara.
"Saat ini, demi negara kita, saya bersedia mengambil risiko apa pun dan membayar berapa pun harganya," kata Gallant dalam pidatonya di televisi, Sabtu (25/3).
Pembangkangan itu terjadi saat Netanyahu tengah bersiap meratifikasi bagian sentral dari paket perombakan, sebuah RUU yang akan memperketat kontrol politik atas penunjukan pejabat yudisial, memberikan eksekutif kebebasan yang lebih luas untuk menunjuk hakim ke Mahkamah Agung.
Awal bulan ini, Presiden Isaac Herzog, kepala negara yang diharapkan tetap berada di atas politik, memperingatkan bahwa negara menghadapi "bencana" kecuali konsensus yang lebih luas dapat dicapai tentang bagaimana merombak peradilan.
Namun, Netanyahu bersikeras untuk melanjutkan rencana yang menurutnya diperlukan untuk mengendalikan hakim aktivis dan mengembalikan keseimbangan yang tepat antara pemerintah terpilih dan peradilan.
DIPLOMAT Mundur
Gallant menjadi anggota paling senior partai Likud pimpinan Netanyahu yang menentang reformasi yudisial.
Israel makin mencekam. Upaya PM Benjamin Netanyahu mengendaikan situasi dengan memecat Menhan pembangkang malah jadi bumerang
- Fraksi PKS: Resolusi Gencatan Senjata DK PBB Harus Bisa Usir Israel dari Gaza
- Israel Pastikan Tidak Akan Ada Gencatan Senjata di Gaza
- Dunia Hari Ini: Israel Menyerang Lagi Dua Rumah Sakit di Gaza
- Terungkap, Israel Berencana Jadikan Gaza Utara Wilayah Yahudi
- Akademisi UII Imbau Masyarakat Tidak Boikot Perusahaan yang Membantu Palestina
- PBB Akui Tak Berdaya Hentikan Konflik di Gaza