New Normal ala Australia, Negara Lain Belum Tentu Bisa

New Normal ala Australia, Negara Lain Belum Tentu Bisa
Australia masih akan mengatur jarak aman antara individu baik di restoran, pusat perbelanjaan, bioskop, bahkan saat menerima tamu di rumah. (ABC News: James Carmody)

"Semakin banyak orang dites semakin jelas bagi pemerintah untuk melihat petanya, jika ada kasus-kasus tersembunyi," jelasnya.

'Membutuhkan kerjasama'

Berikut adalah sejumlah pernyataan dari jurnalis ABC Indonesia soal arti pelonggaran pembatasan sosial dan bagaimana menyambut 'new normal'.

"Jangan disalahpahami, 'oh Australia saja sudah dibuka', jangan sampai ada negara lain, katakanlah Indonesia, kemudian menjadikan Australia sebagai rujukan, ujar Farid Ibrahim.

"Tidak kemudian keadaan membaik boleh keluar, boleh bekerja kembali ke kantor lagi, karena butuh persiapan … seperti bagaimana transportasi publiknya dipersiapkan," kata Sastra Wijaya.

"Aturan boleh ada 50 orang di satu ruangan, tapi … harus memenuhi syarat empat meter persegi per orang, jadi kalau ruangannya hanya 50 meter persegi ya enggak boleh ada 50 orang," ungkap Hellena Souisa.

"Kita harus merasa diri kita yang punya virus. Dengan memiliki pikiran seperti itu, kita jadi lebih berhati-hati saat berinteraksi dengan orang lain, karena kita tak mau menularkannya ke orang lain, meski kita terlihat sehat," kata Erwin Renaldi.

"Dalam menghadapi pandemi ini, kita membutuhkan kerjasama satu sama lain dan kesadaran yang tinggi akan orang-orang di sekitar kita juga," jelas Natasya.

Ikuti perkembangan terkini soal pandemi virus corona di Australia hanya di ABC Indonesia


Kondisi new normal sedang banyak dibicarakan di hampir semua negara, termasuk di Australia dan Indonesia. ABC Indonesia membahasnya dalam diskusi online


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News