New Normal, Ketum GP Ansor: Saya Harus Katakan dengan Sedih Hati
Pertama, pandangan yang mengatakan new normal bisa ditetapkan setelah kurva pandemi ini melandai, baru bisa bicara kondisi normal baru.
Di sisi lain ada juga pandangan bahwa tidak perlu menunggu landai karena sebelum ada pandemi dan ketika mengalami pandemi ini, kehidupan masyarakat berbeda.
Artinya rakyat melakukan adaptasi terhadap situasi pandemi. Itulah yang disebut new normal.
Sementara dalam pandangannya pribadi, Gus Yaqut menyatakan new normal itu bisa terjadi dengan beberapa syarat.
Pertama, tren penambahan kasus baru semakin kecil. Artinya ada kendali dan yang memiliki otoritas menyatakan penambahan kasus semakin kecil.
Kedua, pasien yang sembuh juga semakin banyak.
Ketiga, penyebaran Covid-19 harus mampu dikendalikan dengan tes, tracing dan isolasi dan hal ini harus ada jaminannya.
"Kalau tiga hal ini tidak bisa diberikan maka new normal tidak berdampak apa-apa selain menambah buruk situasi. Jadi sekarang belum saatnya new normal. Saya kira pemerintah harus konsentrasi ke hal terkait kesehatan rakyatnya dulu," tandasnya. (fat/jpnn)
Ketua Umum GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas menanggapi istilah New Normal yang digaungkan Presiden Jokowi di tengah pandemi Covid-19.
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam
- Zeni
- Kabar Gembira untuk Guru PAI Non-PNS & Bukan PPPK, Langsung Masuk Rekening, Alhamdulillah
- Pendaftaran CPNS 2024: Dua Menteri Menyepakati Langkah Terobosan, Alhamdulillah
- DPR Bangga dengan Kinerja Erick Thohir yang Tangani Covid-19 hingga Bongkar Korupsi Dapen
- Gus Yaqut: Kemenag Tidak Pernah Larang Penggunaan Speaker di Masjid
- Kadinkes Sumut Ditahan Jaksa terkait Korupsi APD Rp 24 Miliar