Ngaji Wagiman

Oleh: Dahlan Iskan

Ngaji Wagiman
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - SETELAH kaya dan anaknya lulus SMA khusus menghafal Quran, Wagiman memutuskan untuk mulai belajar mengaji.

Guru ngajinya, anaknya sendiri. "Kalau panggil guru dari luar saya malu. Sudah tua baru belajar membaca Quran," ujar Wagiman, kini berusia 50 tahun.

Wagiman hanya lulus SD. Kala itu ia harus langsung bekerja. Serabutan. Ia harus membantu ibunya menghidupi tiga anak. Ayahnya hidup sangat miskin.

Baca Juga:

Ia jadi buruh di sawah. Mencangkul, menanam padi, membajak, angon sapi, dan kambing.

Umur 16 tahun, Wagiman merantau ke Jakarta. Kerja apa saja. Sampai akhirnya berhasil jadi orang kaya: lahir batin.

Setelah belajar mengaji itu, Wagiman justru ingin bikin madrasah. Juga khusus untuk menghafal Quran. Ia memilih berafiliasi dengan pondok tempat anaknya sekolah dulu: Yanbu'ul Qur'an. Kudus. Yang kampusnya tidak jauh dari Menara Kudus.

Baca Juga:

Maka madrasah yang didirikan Wagiman itu diberi nama Yanbu'ul Qur'an 1 Pati. Lokasinya di km 5 antara Pati-Kajen.

Wagiman membeli tanah hampir 3 hektare di desa itu. Yang sudah dibangun baru 1,5 hektare: untuk masjid, madrasah, dan asrama. Serba-1000.

Begitu terkenalnya Wagiman di Pati sampai ada yang mengusulkannya menjadi calon bupati. Wagiman sempat tergoda. Soal dana ia punya. Tetapi..

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News