Gunung Poso

Oleh: Dahlan Iskan

Gunung Poso
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - PERTAHANAN terakhir itu jebol. Semua teroris tertangkap. Atau tertembak. Tak tersisa. Habis.

Kawasan Poso, Sulawesi Tengah, semestinya sudah bisa tenang. Waktunya membangun. Menyejahterakan rakyat.

Kalau bisa. Kalau mau.

Baca Juga:

Atau, terorisnya muncul lagi. Teroris baru. Generasi baru. Diberi kesempatan berkembang. Dipelihara. Bisa sebagai proyek.

Saat Brigjen Farid Makruf (kini Mayjen TNI Farid Makruf, Pangdam V/Brawijaya) meninggalkan jabatan Danrem Sulteng, terorisnya tinggal tiga orang. Pada hari serah terima jabatan, tertembak lagi satu orang. Tinggal dua.

Beberapa waktu setelah meninggalkan Palu, Farid mendapat laporan: yang dua orang itu pun tertembak.

Benteng terakhir teroris Poso itu di tengah hutan. Di gunung bergunung.

Bukan hutan rimba. Itu hutan tanaman rakyat: kakao, kopi, dan belakangan vanila.

Salah satu adegan dalam operasi pemungkas itu sangat dramatis. Yakni ketika pasukan sudah mengepung tenda-tenda kelompok Ali Kalora. Gunung itu sangat tinggi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News