Tertutup Terbuka

Oleh: Dahlan Iskan

Tertutup Terbuka
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - BUKAN soal terbuka atau tertutup. Dibicarakan saja sudah bagus. Pertanda ada evaluasi. Ada renungan. Ada pemikiran.

PDI Perjuangan yang memulai: baiknya di Pemilu 2024 sistem terbuka dikembalikan ke tertutup.

Sayang, belum sampai terjadi diskusi yang luas, sudah keburu di-prungges: delapan partai sepakat menolak ide itu. Menolak begitu saja. Tanpa solusi dan evaluasi.

Baca Juga:

Sudah 20 tahun bangsa ini menjalani Pemilu sistem terbuka. Ini awalnya sebagai koreksi terhadap sistem tertutup selama Orde Baru.

Kelemahan tertutup waktu itu: "Rakyat tidak kenal siapa wakilnya di DPR". Itulah kritik terbesar terhadap sistem tertutup. "Mereka bukan wakil rakyat. Mereka wakil partai".

Koreksi terhadap Orde Baru dilanjutkan sampai ke soal suara terbanyak. Nomor urut tidak terpenting lagi. Memang partai yang tetap mencalonkan. Partai pula yang menyusun nomor urut. Akan tetapi soal jadi anggota DPR atau tidak tergantung banyaknya suara yang diperoleh.

Pun bila selisih suara itu hanya 6. Seperti yang dialami Thoriqul Haq yang sekarang bupati Lumajang.

Sejak itu sering terjadi "perang di dalam selimut". Calon yang oleh partai sudah "dilorot" ke nomor bawah tetap bisa jadi anggota DPR. Siapa yang populer dia/ia yang terpilih. Lebih parah lagi: uang jadi panglima. Kualitas nomor dua.

Megawati seperti sengaja meninggalkan teka-teki. Bahwa pasti dari dalam partai, Ganjar Pranowo adalah orang partai. Tetapi secara simbolis, Mega...

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News