Ngeri! Ekonom Ingatkan Pemerintah Pada Syok Taper Tantrum 2013: Harus Jadi Pelajaran Penting

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira Adhinegara menyarankan pemerintah segera mengambil langkah untuk meminimalisir risiko akibat tapering off atau pengetatan kebijakan The Fed.
"Shock taper tantrum pada 2013 menjadi pelajaran penting agar memperkuat fundamental ekonomi," beber Bhima kepada JPNN.com, di Jakarta, Jumat (13/8).
Peraih gelar Master in Finance dari University of Bradford, UK itu mengungkapkan pemerintah bisa mengambil langkah dengan memperkuat devisa dengan optimalkan Devisa Hasil Ekspor yang dikonversi ke rupiah.
"BI dalam keadaan emergency bisa berlakukan capital control seperti Thailand di mana DHE minimum disimpan di bank dalam negeri selama 6-9 bulan," kata Bhima.
Kemudian, lanjut dia, ancaman keluarnya dana asing harus di antisipasi dengan lakukan pengendalian terhadap risiko utang pemerintah dan swasta.
"Dorong swasta agar lakukan hedging untuk lindungi dari kerugian selisih kurs rupiah. Bagi pemerintah sebaiknya kelola utang dengan lebih hati-hati, khususnya utang luar negeri," kata dia.
Bhima juga menilai pemerintah harus mendorong investasi yang berkualitas bukan sekedar portfolio.
"Sehingga struktur investasi bisa lebih panjang tidak mudah terguncang faktor eksternal," ungkapnya.
Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira Adhinegara menyarankan pemerintah segera mengambil langkah untuk meminimalisir risiko akibat tapering off atau pengetatan kebijakan The Fed.
- Perluas Jangkauan Bisnis, Bank Mandiri Menghadirkan Kantor Cabang Alor
- Tak Risau, Sri Mulyani Sebut Rupiah Sejalan dengan Perekonomian Domestik
- IMF Prediksi Ekonomi Indonesia Tumbuh di Bawah 5%, Ekonom Bilang Begini
- Harga Emas Diprediksi Bisa Tembus USD 4.000 Per Troy
- Cetak Rekor Sejarah, Harga Emas Tembus USD 3.300 Per Troy
- Cadangan Devisa Indonesia Naik, Ternyata Ini Sumbernya