Niat Meliput Kongres, WR Supratman Malah Jadi Bintang Sumpah Pemuda

Niat Meliput Kongres, WR Supratman Malah Jadi Bintang Sumpah Pemuda
Patung WR Supratman memainkan biola di Surabaya. Foto: Public Domain.

Gerakan Bawah Tanah

Lebih dari itu, kongres pemuda pertama itu menginspirasinya mengarang lagu Indonesia Raya.

Sesudah kongres, karena sudah kenal dengan beberapa orang, paling tidak 3 kali seminggu WR Supratman bertandang ke Indonesisch Clubgebouw di Kramat 106, markas para pemuda. Sekarang tempat itu jadi Museum Sumpah Pemuda. 

Di sinilah ia berkenalan dengan Sugondo Joyopuspito, sosok misterius yang menarik perhatiannya. Dia punya feeling lain terhadap Sugondo. Maklum naluri wartawan.

Sugondo tak lain kawan sepondokan Bung Karno waktu indekos di rumah HOS Cokroaminoto di Surabaya. 

Berkali-kali Supratman mencoba mewawancari Sugondo, namun gagal. Sugondo memang sedang merancang gerakan bawah tanah. 

Kelompok Sugondo tak menyukai pertemuan-pertemuan formal. Mereka lebih senang ngobrol dalam keadaaan santai. Bila ada orang lain datang, mereka kompak merubah topik pembicaraan menjadi guyonan-guyonan segar. 

Suatu hari Sugondo terlihat nongkrong di Taman Forsberg, Gambir bersama Abdullah Sigit dan Suwiryo. Sekarang taman itu sudah tak ada. 

MERUJUK buku Wage Rudolf Supratman, Sang Pencipta Lagu Kebangsaan Indonesia Raya yang diterbitkan Museum Sumpah Pemuda, tulisan-tulisan WR Supratman

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News