Nih Aksi Koboi Kesiangan, Diduga Oknum TNI

Nih Aksi Koboi Kesiangan, Diduga Oknum TNI
ilustrasi. Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com - SURABAYA –Lagi-lagi aksi koboi terjadi di Surabaya. Kali ini aksi sok jagoan terjadi di Jalan Raya Dupak selepas tol Surabaya-Gresik kemarin (10/3). Sebuah truk trailer yang dikemudikan Devi Prastiono menjadi sasaran. Kaca depan kendaraan itu pecah karena dipukul senjata api oleh pengguna jalan yang arogan.

Peristiwa tersebut terjadi pukul 10.30. Devi mengatakan, kemarin siang ia mengangkut cairan pembersih lantai dari Rungkut ke Jalan Gresik via tol. Selepas turunan exit tol Dupak, arus kendaraan merambat. 

Pria berusia 29 tahun itu sengaja mengambil jarak dengan kendaraan di depannya sehingga ada sedikit ruang kosong. "Posisi truk saya ada di lajur kiri. Tiba-tiba ada mobil Toyota Yaris nyalip dari bahu jalan, setelah itu memotong jalan saya ke kanan," cerita Devi kepada Jawa Pos. 

Pria asli Trenggalek tersebut menambahkan, mobil Yaris itu mendahului lewat jalan yang tidak beraspal. Lantaran lajurnya dipotong, spontan Devi menekan kencang klakson truknya. Reaksi yang ditunjukkan Devi ternyata memancing amarah penumpang di dalam mobil. 

Sepengetahuan Devi, ada dua orang di dalam mobil berwarna silver metalik itu. Penumpang yang duduk di sebelah kiri depan membuka kaca mobilnya sambil mengumpat. Mendengar itu, Devi pun menyahut dari atas truknya. "Sabar tala, Cak, wong jalanan macet koyok ngene. Engkok lek tabrakan aku sing ngijoli, guduk sampean," ujar Devi yang mengulangi perkataannya kepada penumpang Yaris tersebut.

Adu mulut dalam bahasa Jawa pun terjadi. Di tengah kemacetan, penumpang Yaris tersebut turun dari mobil, lantas kembali membentak Devi. "Kamu nggak terima? Ayo turun!" bentak penumpang tersebut seperti dituturkan Devi. Tidak ingin terpancing, Devi berusaha tenang dengan tidak meladeni tantangan orang yang memakai baju safari berwarna hitam tersebut.

Pria yang memiliki postur badan tinggi tegap itu kembali masuk ke mobil Yaris. Sejurus kemudian, dia keluar lagi dengan senjata api di tangan. Menurut Devi, pria itu tampak berhati-hati saat kali pertama mengeluarkan senjata. Terbukti, senjata itu tidak diacungkan sembarangan, melainkan dipegang dengan dua tangannya, disembunyikan di sela-sela paha.

Saat sudah berada di depan truk, aksi koboi dipamerkan. Dengan tangan kanannya, pria tersebut memukulkan gagang senjata ke kaca depan truk. Praaaannnkk!!. Sekali pukul, kaca pecah. Keprukan senjata itu mengakibatkan lubang dengan diameter sekitar 100 cm. Tidak hanya di bagian kiri, kaca sebelah kanan pun retak karena pukulan tersebut.

Devi memberanikan diri untuk turun setelah aksi koboi itu. Namun, pria yang tinggal di Gedangan, Sidoarjo, tersebut kembali keder saat mendapat bentakan. "Kepengin mati kamu? Sini tak tendang," bentak pria tersebut. Mendengar itu, Devi langsung jongkok karena ketakutan. Mobil Yaris pun melarikan diri ke arah timur.

Melihat mobil tersebut kabur, Devi diajak pengguna jalan untuk mengejar. Dia kemudian dibonceng dengan menggunakan sepeda motor. Sebelum perempatan Jalan Demak, mobil tersebut terkejar. Saat itu si penumpang memberikan petunjuk kepada Devi kalau masih tidak terima. "Saya disuruh datang ke kantornya. Bilangnya setelah Jalan Demak belok kiri," ucapnya. Devi mencatat nopol Toyota Yaris tersebut, yakni W 1557 RB.

Berdasar keterangan polisi, senjata yang dipakai pelaku diduga berjenis FN. "Kami hanya mengamankan lokasi. Setelah itu, korban kami arahkan untuk melapor ke Polsek Asemrowo," jelas Kanitjatanras Polrestabes Surabaya AKP Ade Waroka.

Senjata itu diduga berasal dari lingkungan TNI. Biasanya senjata jenis tersebut dipakai anggota TNI, sedangkan polisi selalu memakai revolver.

Sumber Jawa Pos di kepolisian menyebutkan, mobil Yaris itu sudah dilacak. Dari alamat yang tertera di surat tanda nomor kendaraan (STNK), pemiliknya berasal dari Candi, Sidoarjo, yang merupakan kompleks perumahan tentara. "Sopirnya anggota Marinir berpangkat kolonel," ujar sumber tersebut. 

Dugaan pelaku merupakan anggota militer juga dibenarkan Kasatreskrim Polres Tanjung Perak AKP Ardian Satrio. Argumen tersebut didasari keterangan dari korban. Selain itu, FN merupakan senjata organik militer milik tentara. "Pemilik senpinya bukan sipil," ujarnya.  (did/all/sep/c7/fat/flo/jpnn)



Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News