Nol Karbon & KPH Wilayah III Aceh Berkolaborasi, Siap Restorasi Hutan Mangrove
Direktur Nol Karbon, Pera Malinda menuturkan kerja sama program blue carbon dengan KPH Wilayah III Aceh dapat menciptakan skema insentif karbon kredit untuk upaya pemulihan dan konservasi kawasan mangrove yang rusak, serta memperkuat silvofishery (kegiatan perikanan di area mangrove).
"Ini untuk meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat Aceh, yang menjadi tempat tinggal bagi lebih dari 96.813 orang komunitas nelayan," ungkap Pera Malinda.
Blue carbon merujuk pada karbon yang tersimpan di ekosistem laut dan pesisir.
Konsep pelestarian ekosistem karbon biru itu untuk meningkatkan penyimpanan karbon dan manfaat bagi kesejahteraan masyarakat.
Indonesia memiliki luas hutan mangrove terbesar di dunia, mencapai sekitar 3,3 juta hektar, yang merupakan sekitar 20 persen dari hutan mangrove dunia.
Hutan mangrove di negara ini memiliki potensi untuk menyerap 4-5 kali lebih banyak karbon daripada hutan tropis.
Hilangnya hutan mangrove dapat berdampak pada stabilitas kawasan pesisir, mengancam kehidupan dan ekonomi masyarakat pesisir.
Hal ini semakin diperparah dengan kenaikan permukaan laut Indonesia mencapai 0,8-1,2 cm/tahun, sementara 65% populasi masyarakat Indonesia tinggal di daerah pesisir.
Kesatuan Pengelola Hutan (KPH) Wilayah III Aceh dan Nol Karbon berkolaborasi untuk merestorasi kawasan hutan mangrove.
- Norwegia Lanjutkan Kontribusi 100 Juta Dolar AS untuk FOLU Netsink Indonesia
- Berbicara Soal Rehabilitasi Mangrove di Forum COP28, Sultan Puji Komunitas LATUN Bengkulu
- Bupati Zaki: Hutan Mangrove Penting untuk Iklim dan PAD
- Multi Usaha Kehutanan Tingkatkan Nilai Ekonomi Riil Hutan, Bakal jadi Penopang Folu Net Sink
- Perwira Muda PIS Tanam 1.000 Mangrove & Transplantasi Terumbu Karang
- Polri Didesak Sikat Perusahaan Besar di Belakang Pembalakan Liar Mangrove