Nomor Dua

Oleh: Dahlan Iskan

Nomor Dua
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Setelah Ganjar jadi capres, semua partai anggota koalisi pemerintah mengincar posisi cawapres. Golkar mengajukan Airlangga Hartarto, ketumnya.

PAN mengajukan Erick Tohir. Demokrat mengajukan AHY. PKB mengajukan Muhaimin. Koalisi terancam pecah. Sudah pecah kecil: Muhaimin ke Anies.

Mulailah dicari cawapres alternatif. Yang bisa membuat semua partai bersatu kembali: disebutlah nama Gibran.

Berhasil. Bagian dari nasib baik anak pertama Presiden Jokowi.

Pemilu sudah berlalu. Tentu masih akan ada perlawanan hukum dan politik. Tetapi selisih perolehan suara yang begitu besar apakah masih perlu dipersoalkan.

Bila suara Anies dan Ganjar digabung pun belum menyamai perolehan Prabowo-Gibran.

Indonesia perlu move on. Waktunya Indonesia mulai kerja lagi.

Sisi baik dari terpilihnya Prabowo-Gibran adalah: kita tidak perlu melewati masa yang disebut mayat berjalan.

SAYA percaya dengan penilaian Prof Dr Jimly Asshiddiqie: pencalonan Gibran sebagai wakil presiden tidak direncanakan sejak awal.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News