NU Kerahkan Belasan Ribu Massa

NU Kerahkan Belasan Ribu Massa
Ribuan Nahdliyin turun ke Alun-alun Purwokerto menolak kebijakan FULL Day School (sekolah lima hari), Senin (7/8). Foto: Dimas Prabowo/Radar Banyumas/JPNN.com

Adanya kebijakan FDS juga berdampak terhadap beban orang tua untuk menambah uang jajan anaknya. Tidak hanya itu, kebijakan tersebut juuga membuat 70 ribu lebih madrasah diniyah dan ratusan ribu Taman Pendidikan Al Quran (TPQ) dalam naungan NU di seluruh Indonesia merasa dirugikan.

Banyak anak yang sudah tidak lagi masuk ke TPQ sore hari karena kelelahan mengikuti pelajar sekolah hingga sore hari.

"Pondok pesantren kita terancam gulung tikar. Bagaimana anak kita belajar agama kalau mereka seharian di sekolah," katanya.

Menurut Ketua Tanfizdiyah PCNU Banyumas, KH Maulana Ahmad Hasan SPdI, kebijakan Fullday School mengancam eksistensi sistem belajar Pondok Pesantren, yang selama ini telah turut serta merawat kesatuan NKRI.

"Kami pernah memberikan putra terbaik kami, Gus Dur. Bahkan ketika beliau harus turun dari kursi kepresidenan, beliau dan Nahdlatul Ulama dengan besar hati menerima dan tetap menjaga kesatuan NKRI," kata dia.

Menurutnya jika kebijakan tersebut mengadopsi dari negara maju, maka pertimbangan tersebut tidak tepat.

Sebab di Indonesia kedekatan agama dalam hidup sehari-hari sangat erat. Nilai keluhuran budi tertanam kuat melalu pemahaman agama.

"Negara kita memiliki kultur yang berbeda dengan negara lain. Di Indonesia tingkah laku warganya sangat erat dipengaruhi pemahaman agama. Sedangkan di Nahdlatul Ulama kebudayaan Indonesia sudah menyatu melalui ritme pendidikan Madrasah Diniyah, baik di surau maupun di masjid termasuk pula di Pondok Pesantren," kata dia.

Belasan ribu massa yang tergabung dalam keluarga besar Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Banyumas menggelar aksi damai di Alun-alun Purwokerto, Jateng,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News