Nurul Arifin Luncurkan Komik Politik

Targetkan Pemilih Pemula

Nurul Arifin Luncurkan Komik Politik
KOMIK POLITIK : Nurul Arifin (kanan) bersama Ferry Mursidan Baldan, Jerry Sumampow dari JPPR dan anggota KPU Sri Nuryanti berpose bersama usai diskusi dan peluncuran Komik Politik Pemula, Selasa (18/11) di Hotel Kartika Candra Jakarta.

jpnn.com - JAKARTA – Nurul Arifin, artis yang juga menjadi caleg, termasuk cerdas. Dia mampu melihat peluang untuk meraih suara sebanyak-banyaknya. Caleg yang diusung Partai Golkar itu membidik pemilih pemula yang jumlahnya mencapai 20 persen pada Pemilu 2009.

Untuk meraih kelompok baru di dunia politik itu, Nurul melakukan pendekatan dengan menerbitkan komik. Isinya merupakan pendidikan politik. ”Komik ini adalah sebuah pendekatan kepada pemilih pemula,” kata Nurul dalam peluncuran komiknya di Hotel Kartika Chandra, Jakarta, Selasa (18/11).

Karena pangsanya anak SMA, komik tersebut diberi judul Putih Abu-Abu Pemilu. Tebalnya 40 halaman yang dicetak berwarna. Caleg nomor satu partai beringin di dapil Jawa Barat VII (Karawang-Purwakarta) itu mencetak 2.000 eksemplar untuk dibagikan secara gratis.

Sebagai tokoh dalam komik tersebut, Nurul menggambarkan sejumlah anak SMA yang dianggap sebagai pemilih paling muda. Secara sederhana, komik itu menjelaskan bagaimana proses yang ada dalam tahapan pemilu serta apa saja yang perlu diketahui tentang pemilu. ”Potensi golput kemungkinan besar ada pada pemilih pemula. Karena itu, mereka harus diberikan pemahaman yang sesuai dengan dunia mereka,” jelas Nurul.

Di tempat yang sama, Koordinator Nasional Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat Jeirry Sumampow mendukung upaya Nurul untuk menyosialisasikan pemilu melalui komik. Harus diakui, untuk pemilih pemula, pemilu belum tersosialisasi dengan baik. Ironisnya, mereka juga belum sepenuhnya peduli dengan pemilu. ”Dengan komik, komunikasi bisa lebih efektif daripada diminta menghafal undang-undang,’’ kata Jeirry.

Menurut Jeirry, selama ini, sosialisasi pemilu kepada pemilih muda sebatas bentuk mobilisasi. Itu adalah bentuk eksploitasi karena hanya mengumpulkan para pemuda untuk diajak memilih suatu partai tertentu. ”Padahal, seharusnya mereka diberikan sosialisasi yang mendorong mereka untuk kritis,” lanjutnya.

Anggota KPU Sri Nuryanti menambahkan, sosialisasi pemilu yang dilakukan melalui media komik itu adalah suatu pendekatan yang efektif. Pemilih pemula sangat mungkin cenderung tertarik kepada komik daripada sosialisasi pemilu yang dilakukan selama ini. ”Sebagai basic knowledge, komik ini sangat efektif,” puji Sri.

Sesuai esensinya, sasaran komik itu tidak hanya mereka yang berusia 17 tahun, tapi juga pemilih yang berusia 21 tahun. Berdasar estimasi KPU, jumlah pemilih pemula yang terdaftar di KPU mencapai 20 persen dari daftar pemilih tetap. ”Potensi golput bisa direduksi jika komik ini bisa disosialisasikan efektif,” tegas Sri.

JAKARTA – Nurul Arifin, artis yang juga menjadi caleg, termasuk cerdas. Dia mampu melihat peluang untuk meraih suara sebanyak-banyaknya. Caleg

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News