Nusron Gali Program Islami Ahok-Djarot di Wayangan PDIP

Nusron Gali Program Islami Ahok-Djarot di Wayangan PDIP
Suasana pergelaran wayang dengan lakon Dewa Ruci oleh dalang Ki Enthus Susmono di pelataran DPP PDIP Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Sabtu (8/4) malam. Foto: dokumentasi PDIP for JPNN

Nusron lantas bertanya ke Djarot dengan pertanyaan lain. Yakni tentang program untuk majelis taklim, imam masjid, hingga marbut dan para guru ngaji di DKI. Sebab, mereka selama ini juga berperan penting dalam membina masyarakat DKI.

Djarot pun menimpali bahwa ada penghasilan tambahan bagi pengurus masjid dan marbut. “Bahkan meraka akan diumrahkan,” sebutnya.

Nusron lantas mengalihkan pertanyaannya ke Ki Enthus. Yakni soal fitnah isu suku, agama, ras dan antargolongan (SARA) yang dipakai sebagai alat untuk menyerang lawan dalam pilkada DKI.

Enthus mengatakan, sebaiknya Djarot yang berpasangan dengan Basuki T Purnama alias Ahok tetap bersikap tenang menghadapi fitnah dan serangan bernuansa SARA. Dalang yang juga pendakwah itu lantas mencontohkan Nabi Muhammad yang tetap tenang saat upayanya menyebar kebaikan harus menghadapi berbagai ujian.

"Jadi kalau difitnah dan dijelek-jelekkan, maka itu justru akan menambah kuat pasangan Ahok-Djarot," kata politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu.

Ki Enthus juga mengaku diutus oleh PKB untuk menyukseskan duet Basuki-Djarot dalam pilkada DKI putaran kedua memainkan lakon Dewa Ruci untuk menggambarkan beratnya perjuangan dalam mencari kebaikan. Kisah itu menggambarkan perjuangan Bima mencari air kehidupan.

Menurut Ki Enthus, lakon Dewa Ruci mirip dengan upaya duet Ahok-Djarot membenahi DKI Jakarta yang penuh dengan tantangan dan rintangan. Namun, Bima dan juga oleh Ki Enthus digambarkan dalam sosok Basuki-Djarot tetap pantang menyerah.
Dalang yang juga bupati Tegal itu menegaskan, pemilih di DKI mestinya bisa membedakan pasangan calon yang sudah memberi bukti, dengan duet yang sebatas mengumbar janji.
"Kalau calon yang lain masih kosong dan kalau kotak kosong masih banyak bunyinya,  banyak omong padahal belum ada isinya. Tapi beda pilihan jangan merusak persatuan," tegas Ki Enthus.

Sedangkan Hasto Kristiyanto mengatakan, wayangan itu sebagai upaya partainya melestarikan budaya sekaligus bentuk pemihakan kepada wong cilik. Apalagi, katanya, dalam wayang sarat dengan pelajaran tentang kehidupan.

Pergelaran wayang kulit di DPP PDIP Lenteng Agung, Jakarta Selatan pada Sabtu (8/4) malam diisi dengan dialog yang melibatkan Calon Wakil Gubernur

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News