Obama Kerahkan 80 Pasukan Buru Penculik Ratusan Siswi di Nigeria

Obama Kerahkan 80 Pasukan Buru Penculik Ratusan Siswi di Nigeria
Ratusan pelajar perempuan korban penculikan kelompok militan Boko Haram di Nigeria. FOTO: AFP/getty images

jpnn.com - PENCULIKAN yang dilakukan kelompok militan Boko Haram terhadap 267 pelahar perempuan di Nigeria sejak 14 April lalu menjadi perhatian khusus Presiden Amerika Serikat Barack Obama. Orang nomor satu di pemerintahan Negeri Paman Sam itu pun mengerahkan sedikitnya 80 personel militernya untuk menyelamatkan ratusan siswi itu. 

Puluhan tentara yang sebagian besar Angkatan Udara itu dikirim ke negara tetangga Nigeria, Chad. Nah, dari Chad itulah militer AS akan melakukan serangkaian operasi militer pembebasan. 

Juru Bicara Departemen Keamanan Letkol Myles Caggins mengatakan bahwa operasi yang melibatkan drone tanpa awak itu akan terbang keluar dari landasan udara di Chad. "Dari sana mereka akan mencari gadis-gadis di Nigeria," kata Myles seperti dilansir Fox. 

Untuk alasan keamanan, ke 80 tentara ini akan dilindingi oleh servicemember AS lainnya. Tim inti ini pun dilaporkan telah tiba di Chad Rabu (21/5).

Sebelumnya, Gedung Putih juga telah mengerahkan sejumlah pesawat pengintai untuk mengambil data-data gambar udara dari atas Negeria guna mendukung data-data pencarian ratusan siswi itu. 

Dalam suratnya yang diserahkan ke Kongres AS, Obama memberitahukan kepada anggota parlemen tentang langkah-langkah yang dilakukannya untuk membantu membebaskan para siswi itu.

Menurutnya, pasukan itu akan ditarik dari Chad hingga dukungannya tak diperlukan lagi. 

Seperti diketahui, ratusan pelajar perempuan itu diculik kelompok Boko Haram pada 14 April lalu dari sekolah asramanya di sebuah desa terpencil yang berdekatan dengan perbatasan Kamerun. Hingga kini keberadaan dan nasib mereka belum diketahui. (mas/jpnn) 

PENCULIKAN yang dilakukan kelompok militan Boko Haram terhadap 267 pelahar perempuan di Nigeria sejak 14 April lalu menjadi perhatian

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News