Obituari Rukin Firda, Perginya Jurnalis Pro-Edukasi

Tak hanya Meliput, Tapi Menulis dengan Jiwa

Obituari Rukin Firda, Perginya Jurnalis Pro-Edukasi
Obituari Rukin Firda, Perginya Jurnalis Pro-Edukasi

Tak hanya itu, beragam karya tentang dunia edukasi ditelurkan sang jurnalis senior ini. Salah satunya adalah buku berjudul Ibu Guru, Saya Ingin Membaca yang dieditori Rukin.

Buku dengan warna latar merah dan putih dengan gambar seorang bocah SD tanpa alas kaki itu mengandung nilai optimisme dunia pendidikan di daerah terpencil dan terluar. Buku tersebut menceritakan sebuah pengalaman para guru muda alumni Universitas Negeri Surabaya (Unesa) yang tergabung dalam program Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (SM-3T) di Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).

”Saya benar-benar kagum dengan karya beliau. Di buku itu, kita serasa diajak menyusuri medan berat untuk tiba di lokasi para sarjana ini mengabdi,” kata Suryo Eko, salah seorang wartawan Jawa Pos.

Sejumlah jurnalis di Jawa Pos juga sangat kehilangan sosok Rukin. Maklum, tak hanya seorang redaktur, lelaki 48 tahun ini juga dikenal sebagai seorang ”guru” bagi para wartawan yang ada di bawah arahannya.

”Beliau sering mengajarkan pada saya bagaimana menjaga idealisme seorang jurnalis. Termasuk beliau juga sangat ngemong,” kata Aris Imam, wartawan kompartemen Metropolis Jawa Pos.

Wartawan ini sempat merasakan kerja sama dengan Rukin itu mengaku memiliki sejumlah kenangan yang tak terlupakan. ”Yang sangat ingat betul waktu beliau rela jauh-jauh dari Sidoarjo ke Gresik hanya untuk mengajak kami ngopi bareng sambil sharing,” katanya.

Bagi kru Sportainment, kompartemen terakhir tempat Rukin bekerja, almarhum dikenal sebagai sosok yang hangat. Meski senior, dia tidak segan membaur dengan juniornya. Kali terakhir menjalani rapat untuk perencanaan Piala Dunia 2014 di Pasuruan awal tahun lalu, Rukin bersedia menjadi wasit dalam permainan-permainan yang diselenggarakan setelah rapat.

Di tengah kesibukannya menyelesaikan pendidikan S-2 (lulus beberapa bulan lalu), dia juga tetap menjalankan tugas sebagai redaktur dengan baik. ”Saya hanya minta libur Sabtu, Nang. Soalnya hari Sabtu saya ada jadwal kuliah sore,” kata Rukin semasa hidup kepada rekannya di bagian olahraga, Nanang Prianto.

SABTU kemarin (2/8), wartawan dan redaktur senior Jawa Pos Rukin Firda, berpulang. Bukan hanya koran ini yang berduka. Para aktivis

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News