Ogah Dikarantina, Sejumlah Warga Australia Menolak Dievakuasi dari Wuhan

Ogah Dikarantina, Sejumlah Warga Australia Menolak Dievakuasi dari Wuhan
Chloe berusia enam bulan dan sedang berada di Wuhan bersama kakek dan neneknya, ibunya keberatan jika ia dikarantina di Christmas Island. (Koleksi pribadi)

"Misalnya dalam bantuan penjemputan dengan menyewa pesawat bagi warga Australia di Kairo, saat kerusuhan Arab Spring tahun 2011 dan konflik Libanon tahun 2006."

Bagaimana kabar mahasiswa Indonesia di Wuhan?

Ogah Dikarantina, Sejumlah Warga Australia Menolak Dievakuasi dari Wuhan
Beban psikologis sejumlah mahasiswa yang berada di kota Wuhan bertambah karena pemberitaan soal virus corona di Indonesia, bahkan menambah kekhawatiran keluarga mereka.

 

ABC menemukan biaya evakuasi tidak termasuk transportasi domestik di Cina dan Australia, mereka harus mengatur perjalanan mereka sendiri sebelum dan setelah karantina.

Para orangtua juga mengatakan "tidak memungkinkan" pergi ke bandar udara Wuhan dari rumah mereka, mengingat kota itu menutup akses angkutan umum pekan lalu.

Menteri Dalam Negeri Australia, Peter Dutton telah mengkonfirmasi bahwa untuk evakuasi orang-orang harus membayar sejumlah uang, tanpa menyebutkan berapa biayanya.

Mereka yang tinggal di Australia dengan paspor China saat masuk ke China tidak akan dapat dievakuasi, ujar salah satu orangtua.

Masih belum jelas apakah mereka yang memiliki status penduduk tetap, atau PR, dapat naik pesawat untuk dievakuasi.

Satu keluarga mengatakan mereka diberitahu DFAT bahwa petugas konsulat Australia masih bernegosiasi dengan pembuat keputusan, yakni Pemerintah China.


Orangtua dari beberapa anak Australia yang terperangkap di kota Wuhan, Cina akibat wabah virus corona telah menyampaikan pandangannya soal rencana evakuasi yang diusulkan pemerintah


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News