Oh Tuhan... Tidak Tahan Ka, Delapan Orang di Rumahku Semuanya Meninggal

Oh Tuhan... Tidak Tahan Ka, Delapan Orang di Rumahku Semuanya Meninggal
Warga mendorong motor berusaha menembus banjir di BTN Bumi Batara Mawang Permai, Gowa, Selasa (22/1/2019). FOTO: IDHAM AMA/FAJAR/JPG

jpnn.com - Korban meninggal akibat bencana banjir dan tanah longsor di Gowa, Sulsel, memang terbanyak di Dusun Pattiro, Desa Pattalikang, Kecamatan Manuju. Puluhan orang tertimbun.

SUARDI - Manuju

Saat korban dievakuasi, ditemukan seorang ibu terbaring kaku, sedang memeluk erat anaknya yang baru berusia 10 bulan. Sukma Daeng Caya (45) dan Ariska. Tertimbun longsoran sedalam enam meter.

Keduanya tertimbun pada Selasa siang, 22 Januari dan baru bisa ditemukan lima hari setelahnya, Sabtu sore, 26 Januari. Dengan bantuan alat berat.

Mertua Sukma, Bida (55), ikut menyaksikan. Bida berdiri tak jauh dari kerumunan warga. Ia tampak tak lagi bisa menggerakkan tubuhnya. Air matanya terus berderai.

Bagi Bida, tragedi ini sungguh sangat menyayat hati. Sungguh sangat memilukan hidupnya. Bukan hanya karena Sukma dan Ariska yang tewas dan rumahnya yang hancur.

Tetapi, juga karena di dalam rumah itu, ada kakak Ariska, Ana yang baru berusia 11 tahun, juga ikut menjadi korban. Ditambah lagi dua cucunya, buah hati dari anak kandungnya, Lina (30), yaitu Sri Wahyuni (11) dan Ulfa (2), juga ikut menjadi korban siang itu.

Begitu pula dengan Lina. Ia tewas tertimpa longsor. Itu belum, seorang cucunya dari Dg Jarung bernama Nurkifayah (20) yang kebetulan bermalam di rumahnya sebelum musibah itu terjadi.

Bencana banjir dan longsor di wilayah Gowa Sulsel, jumlah korban terbanyak di Dusun Pattiro, Kecamatan Manuju.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News