OKI Minta Prancis Setop Tindakan yang Menyakiti Umat Islam

OKI Minta Prancis Setop Tindakan yang Menyakiti Umat Islam
Pemandangan klasik Menara Eiffel dilihat dari Trocadero Square yang ingin ditiru Pemprov DKI Jakarta dalam revitalisasi Monas. Foto: NonOmnisMoriar/Creative Commons

jpnn.com, JEDDAH - Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) menyebut penerbitan ulang karikatur Nabi Muhammad oleh Charlie Hebdo dapat memperkeruh bahkan merusak hubungan umat Islam dengan Prancis.

Menurut OKI, pernyataan sejumlah politisi Prancis yang membenarkan penerbitan karikatur nabi dapat merusak hubungan umat antarberagama.

"Sekretariat Jenderal OKI takjub mengetahui adanya penilaian yang tidak diharapkan dari sejumlah politisi tertentu di Prancis, mengingat pemikiran demikian dapat mengancam hubungan Muslim dan rakyat Prancis, meningkatkan kebencian antarsesama, dan hanya menjadi komoditas politik kelompok tertentu," kata OKI sebagaimana tertulis yang diterima ANTARA, Sabtu (24/10)

OKI juga mengingatkan seluruh pihak bahwa pembunuhan keji terhadap guru sejarah di Prancis yang menunjukkan kartun Nabi kepada murid-muridnya, tidak dapat dihubungkan dengan ajaran Islam.

"Kami berusaha mengingatkan tidak ada hubungan antara kejahatan mengerikan ini dari Islam dan nilai-nilai welas asih yang diajarkan. (Kami, red) menilai insiden itu merupakan aksi teror yang dilakukan oleh individu atau kelompok teroris tertentu yang harus dihukum sesuai dengan aturan perundang-undangan," terang OKI.

Organisasi lintas negara itu kembali menegaskan tidak ada kaitannya Islam serta muslim, dengan terorisme.

Charlie Hebdo, tabloid satire mingguan Prancis, bulan lalu kembali menerbitkan karikatur kontroversial Nabi Muhammad.

Karikatur itu pun ditunjukkan kepada sejumlah siswa di Prancis oleh Samuel Paty, seorang guru berusia 47 tahun.

Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) mengingatkan Prancis mengenai sejumlah hal yang menyakiti perasaan umat Islam di seluruh dunia

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News