OKI Minta Prancis Setop Tindakan yang Menyakiti Umat Islam

OKI Minta Prancis Setop Tindakan yang Menyakiti Umat Islam
Pemandangan klasik Menara Eiffel dilihat dari Trocadero Square yang ingin ditiru Pemprov DKI Jakarta dalam revitalisasi Monas. Foto: NonOmnisMoriar/Creative Commons

Namun setelah kegiatan itu, Paty tewas dibunuh di daerah pemukiman pinggir kota di Paris, Conflans-Sainte-Honorine, pada 16 Oktober 2020.

Pelaku pembunuhan merupakan seorang pemuda berusia 18 tahun kelahiran Rusia dan keturunan etnis Chechen, Abdoullakh Abouyedovich Anzorov.

Anzorov, beberapa menit kemudian, juga tewas tertembak oleh polisi di tempat kejadian.

"Kami mengecam seluruh tindakan teror yang mengatasnamakan agama, dan Sekretariat Jenderal OKI juga telah mengecam pembunuhan sadis terhadap seorang warga Prancis, Samuel Paty," sebut OKI.

Namun, OKI berharap insiden tersebut tidak jadi alasan bagi sejumlah pihak untuk membenarkan aksi pelecehan terhadap agama apa pun yang dilakukan atas alasan kebebasan berekspresi.

Tidak lama setelah Paty tewas, gambar karikatur Nabi Muhammad yang diterbitkan Hebdo diproyeksikan ke beberapa gedung pemerintah di Prancis, di antaranya balai kota di Montpellier dan Toulouse selama beberapa jam minggu ini.

Aksi itu dilakukan pejabat kota setempat sebagai simbol perlawanan terhadap aksi teror di Prancis.

Menurut OKI, seluruh pihak sebaiknya bersama-sama meninjau kembali kebijakan antimuslim yang diskriminatif, serta menghindari aksi-aksi provokatif yang dapat melukai perasaan lebih dari satu miliar umat Islam di seluruh dunia. (ant/dil/jpnn)

Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) mengingatkan Prancis mengenai sejumlah hal yang menyakiti perasaan umat Islam di seluruh dunia


Redaktur & Reporter : Adil

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News