Oknum Pejabat yang Pamer Kemewahan Harus Ditegur
"Saat melihat pejabat negara pamer harta, apalagi dibuat di medsos, ya, selayaknya orang itu bukan menjalankan prinsip tugas negara. Itu harus ditegur keras atau bahkan dikasih sanksi,” ujar Prof Asep dalam keterangannya, Sabtu (8/4).
Menurut Asep, etika agama dan sosial mengajarkan untuk hidup sederhana.
Hal ini didasari oleh prinsip bahwa kehidupan untuk saling menghargai dan menghormati orang lain, termasuk perolehan harta dalam kehidupan.
"Praktik ini bermaksud untuk menghindari kecemburuan sosial dan untuk menjaga harmoni,” ucapnya.
Asep menilai gaya hoodup sederhana sangat penting dicontohkan oleh pejabat publik, sebab sebagai pejabat publik mereka memiliki peran pelayanan dan pengabdian.
“Karena itu keliru jika menjadi pejabat publik menampilkan hedonisme. Dalam bahasa inggrisnya pegawai negara ‘servant’, berarti pelayan. Artinya, bertugas melayani masyarakat. Di Jerman dikenal dengan istilah ‘dienst’, maknanya dinas atau pelayan,” katanya.
Asep lebih lanjut mengatakan menjadi pegawai atau pejabat negara harus siap mengabdi untuk negara.
Karena itu, ketika masih menjabat penampilan hidupnya harus memadai, sejahtera dan standarnya cukup, tidak berlebihan.
Rektor UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta Prof Asep Saepudin Jahar mengatakan oknum pejabat yang pamer kemewahan harus ditegur.
- Pelayanan Bea Cukai Sedang Disorot, Sri Mulyani Bereaksi Begini
- Perkuat Integrasi Keluarga Karyawan, BTN Gandeng KPK
- Bagaimana Sikap KPK soal Istri Rafael Alun yang Diduga Terima Aliran Uang Korupsi
- 5 Berita Terpopuler: Pengangkatan Honorer Mendesak, SK PPPK Setara PNS, Sama-Sama Harus Loyal dan Berintegritas
- Usut Kasus Investasi Bodong, KPK Bakal Panggil Dirut Taspen Antonius Kosasih
- KPK Tetapkan 2 Tersangka Baru terkait Kasus Korupsi Amarta Karya