Oleh-Oleh dari Perjalanan ke Papua (6-Habis)
Disebut Amerikanya Papua, SIM Keluaran Freeport Sendiri
Sabtu, 14 Februari 2009 – 06:28 WIB

Foto: Nany Wijaya/JAWA POS
Saya hanya merencanakan tinggal di Timika selama dua hari. Mau saya, dalam kurun waktu yang relatif pendek itu, saya bisa mengeksplorasi Timika dan Freeport-nya. Sungguh keinginan yang ambisius. Padahal, saya tak punya gambaran apa-apa tentang kota tambang yang dikenal sebagai kota paling maju di Papua itu.
Baca Juga:
Risiko dari ambisi saya itu adalah saya tak punya waktu untuk beristirahat. Begitu tiba di hotel, sarapan sebentar, check in, langsung jalan. Sasaran pertama saya ialah melihat daerah reklamasi, daerah tailing yang banyak dipersoalkan aktivis lingkungan hidup. Tailing adalah buangan sisa pengolahan hasil tambang.
Agak terkejut saya ketika berkunjung ke situ. Ternyata daerah buangan limbah tambang itu sudah diubah menjadi perkebunan melon, lombok, tomat, sagu, dan hutan alam. Hutan alam adalah hutan yang tumbuh secara alami.
Di areal yang sama, saya melihat kolam-kolam ikan, lahan sagu, dan -ini yang paling menarik- lokasi pembiakan kupu-kupu. Ada puluhan jenis kupu-kupu yang dibiakkan di tanah buangan limbah itu. Begitu banyaknya kupu di lokasi tersebut mengingatkan saya pada taman kupu-kupu yang ada di Pulau Sentosa, Singapura.
Berkunjung ke Timika tanpa mampir di Kuala Kencana dan Tembagapura sama saja bohong. Sebab, inti Timika ya dua kota itu. Untuk menyempurnakan kunjungan
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu