Omzet Bisa Rp30 Juta per Hari, Dihajar Gempa, Baru Bangkit Diserbu Corona

Omzet Bisa Rp30 Juta per Hari, Dihajar Gempa, Baru Bangkit Diserbu Corona
Para penenun tradisional di Kota Palu dan Donggala ikut terdampak COVID-19. Foto: HO-Imam Basuki

Kartika menciptakan tepung terigu kemasan tersebut terdiri dari beberapa varian untuk menjadikan adonan gorengan menjadi segar dan kering (crispy).

Untuk varian premium, kata Kartika, daya segar dan kering bertahan 20 sampai 24 jam.

"Kalau digunakan menggoreng malam ini, sampai besok malam masih tetap segar dan kering. Itu keunggulan produk kami," katanya.

Untuk varian biasa, daya tahan segar dan kering lima sampai enam jam.

Selain daya tahan keringnya yang lama, tepung kemasan Kribo ini juga memiliki sejumlah varian rasa, seperti keju, manis dan pedas.

"Biasanya orang Palu sukanya yang pedas, sehingga kalau dipakai menggoreng pisang itu rasanya pedas," katanya.

Kartika berharap tepung Kribonya tersebut bisa menembus pasar seluruh Indonesia, seperti halnya produk tepung lainnya yang telah lama menguasai pasar. (antara/jpnn)

Para pengusaha batik di Kota Palu yang baru bangkit setelah dihajar gempa 2018, kini kembali megap-megap karena serbuan COVID-19.


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News