Ongkos Logistik Mahal Lantaran Batam tak Punya Direct Call seperti Vietnam

Ongkos Logistik Mahal Lantaran Batam tak Punya Direct Call seperti Vietnam
Bongkar muat di Pelabuhan Batuampar, Batam, Kepri. Foto: batampos.co.id / cecep

Ketiadaan direct call memang bisa diatasi dengan pelebaran atau penambahan kapasitas Pelabuhan Batuampar. Tapi itu masih berstatus sebagai proyek jangka panjang BP Batam yang ditargetkan selesai dalam waktu dua tahun. Untuk saat ini, BP berupaya menurunkan ongkos logistik terlebih dahulu sebagai solusi jangka pendek.

"Biasanya crane di Batuampar hanya bisa memindahkan lima kontainer 120 feet perhari. Makanya harbour mobile crane (HMC) akan dimasukkan supaya bisa memindahkan 45 kontainer per hari," ungkapnya.

Dengan begitu, maka target untuk mengurangi biaya angkut kontainer hingga mencapai 250 Dolar Amerika untuk kontainer 40 feet dari sebelumnya yang mencapai 714 Dolar Amerika akan tercapai. Sedangkan untuk kontainer 20 feet ditargetkan biayanya turun dari 534 Dolar Amerika menjadi 169 Dolar Amerika.

Berbeda dengan Eddy, Ketua Indonesian National Shipowners Association (INSA) Batam, Osman Hasyim mengatakan cara menurunkan biaya logistik yang mahal yakni dengan meningkatkan volume angkutan dengan memperbesar pelabuhan.

"Bagaimana mau jalan. Kalau pelabuhan belum jelas arah pengembangannya. Menurunkan biaya logistik itu dengan meningkatkan volume angkut baru turun biaya. Makanya pelabuhan diperbesar," ungkapnya usai acara coffe morning bersama stakeholder dan pelaku usaha kemaritiman di Zest Hotel, Batuampar, Jumat (3/5).

Ddia menyarakan agar BP Batam melibatkan pelaku usaha kemaritiman dalam merancang pengembangan Pelabuhan Batuampar. Sangat disayangkan sekali bahwa sebelumnya tarif jasa pelabuhan sudah dibuat sedemikian kompetitif disertai dengan layanan secara online yang memadai, tapi fasilitasnya masih belum memadai.

"Kita punya fasilitas tapi orang tak mau datang. Alur di laut pun tidak diperdalam, bagaimana kapal besar mau singgah," ungkapnya.

Disamping itu, struktur pelabuhan serta kapabilitasnya belum bisa mengakomodir kapal besar dengan bobot diatas 350 ton. "Dirancang lagi secara komprehensif. Tapi libatkanlah para pelaku usaha," katanya.(leo)


Meskipun berstatus sebagai kawasan free trade zone (FTZ) atau kawasan perdagangan bebas, Batam ternyata tidak memiliki direct call atau pelayaran langsung menuju luar negeri.


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News