Oposisi Perlu Tahu Cara Mengkritik dengan Tak Langgar Aturan, Begini
Menurut Trubus, harus juga ditekankan agar persoalan yang berkaitan dengan suku, agama, ras, antargolongan (SARA) serta ujaran kebencian yang berbau penghinaan, pencemaran, berita bohong dan hasutan, ditempatkan pada tataran memberikan suatu pemahaman, bahwa itu adalah hal yang negatif.
”Kelompok-kelompok kepentingan ini yang harus diberikan suatu edukasi atau pemahaman yang sama atau yang tunggal tentang pentingnya melakukan kritik yang konstruktif."
"Sehingga kebijakan yang dibuat itu nanti merupakan kebijakan yang betul-betul mewakili kepentingan-kepentingan dari berbagai pihak,” katanya pula.
Selama ini, lanjutnya, kritik-kritik yang ada ini sering dipahami oleh masyarakat yang awam itu pada tataran membangun emosi.
“Ini yang menurut saya harus segera dilakukan langkah-langkah dengan melakukan maping atau memetakan persoalan-persoalan yang dilakukan dengan cara turun ke bawah yang dalam istilahnya grounded riset."
"Jadi melakukan riset penelitian ke masyarakat bawah atau akar rumput. Masyarakat akar rumput ini diberikan penjelasan dan pemahaman,” pungkas Trubus.(Antara/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Pengamat kebijakan publik memaparkan cara mengkritik dalam membangun demokrasi, dengan tidak melanggar aturan.
Redaktur & Reporter : Ken Girsang
- Oposisi Dalam Demokrasi Pancasila
- Tim FH Universitas Trisakti Ikuti Kompetisi Peradilan LH Tingkat Dunia, Begini Harapan Menteri Siti
- Hasto Tegaskan PDIP Siap Menjadi Oposisi
- Tuntut Pemakzulan Jokowi, Ratusan Mahasiswa Bergerak dari Tugu Reformasi ke Harmoni
- Raih Gelar Doktor, Ustaz Yusuf Mansur Berharap Ilmunya Bermanfaat
- PDIP, PPP, NasDem, PKS, PKB Didorong Berani Melawan Jokowi