Optimasi Lahan Rawa Percepat Realisasi Kedaulatan Pangan

Optimasi Lahan Rawa Percepat Realisasi Kedaulatan Pangan
Ilustrasi sawah. Foto: Kementan

Dia menjelaskan, keseimbangan antara bertambahnya pemanfaatan lahan untuk sawah baru dan komoditas ditanam akan menghasilkan produksi pertanian yang meningkat serta tak lagi mengandalkan impor.

Sejak tahun 2014 hingga 2018, Kementerian Pertanian telah menambah cetak sawah baru mencapai 215.811 hektare.

Namun, Kementan juga mencoba mengoptimalkan lahan rawa menjadi sawah baru sejak tahun 2016. Upaya tersebut dari data yang terhimpun jumlahnya terus bertambah.

Tahun 2016, lahan rawa yang dimanfaatkan sebagai sawah baru berjumlah 3.999 hektare. Lalu tahun 2017 menjadi 3.529 hektare dan 2018 seluas 16.400 haktare. Kementan menyebutkan, potensi produksi pertanian dari lahan rawa mampu hingga 7,4 ton per hektare.

Beberapa daerah antara lain Kalimantan Selatan, Sumatera Selatan, Jambi, Kalimantan Tengah, juga telah diproyeksi sebagai wilayah penambahan cetak sawah baru dengan areal lahan rawa.

Sekretaris Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Mulyadi Hendiawan mengatakan, lahan rawa memiliki keunggulan soal ketersediaan air dibandingkan dengan lahan sawah lainnya. Air di sawah lahan rawa bisa tersedia sepanjang tahun.

"Keunggulan utama lahan rawa adalah airnya tersedia sepanjang tahun. Jadi, di saat wilayah lain kemarau dan kekeringan, lahan rawa justru dapat berproduksi optimal dan panen raya," kata Mulyadi.

Dia mengatakan, Kementan terus melakukan pengembangan lahan pertanian dengan memanfaatkan rawa sebagai lahan produktif.

Kinerja Kementerian Pertanian (Kementan) di bawah pemerintah Joko Widodo-Jusuf Kalla yang ingin mencetak pertambahan sawah baru melalui terobosan optimasi lahan rawa menuai pujian.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News