Orang Asli Papua Termarginal di BP Tangguh, Senator Filep Wamafma Merespons Begini

jpnn.com, JAKARTA - Siapa yang tak kenal BP Tangguh, perusahaan yang mengelola cadangan gas di Teluk Bintuni, Papua Barat. BP Tangguh menjadi magnet berharga bagi perekonomian Papua Barat.
Sejak 2009, perusahaan ini telah memiliki 2 train dengan kapasitas 3,8 juta ton per tahun.
Train 3 yang akan beroperasi pada 2022 pasca-pandemi, diperkirakan meningkatkan total kapasitas hingga 11,4 juta per tahun. Bisa dibayangkan keuntungan yang akan diperoleh mengingat prediksi membaiknya harga migas.
Meskipun demikian, keluhan terkait penyerapan tenaga kerja lokal, menjadi masalah setiap tahunnya.
Angka pengangguran di Papua dan Papua Barat masih tergolong cukup tinggi. Bahkan, Provinsi Papua dan Papua Barat merupakan provinsi termiskin di Indonesia.
Menanggapi hal ini, Senator Papua Barat Dr. Filep Wamafma angkat bicara. Dia kembali menekankan agar setiap perusahaan memprioritaskan penyerapan tenaga kerja Orang Asli Papua (OAP).
“Tugas mendasar semua perusahaan maupun investor di Tanah Papua adalah memberikan kesempatan kerja kepada OAP, karena itulah spirit dari Otonomi Khusus,” kata Filep selaku Wakil Ketua I Komite I DPD RI ini.
Untuk diketahui, Kilang Tangguh Train 3 merupakan proyek Strategis Nasional yang diatur dalam Perpres Nomor 56 Tahun 2017 di Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat.
BP Tangguh, perusahaan yang mengelola cadangan gas di Teluk Bintuni, Papua Barat menjadi magnet berharga bagi perekonomian Papua Barat.
- PGN Mampu Jaga Kinerja Operasional dan Ketahanan Energi Nasional di Kuartal I 2025
- Anggota DPD RI Lia Istifhama: Penting Menganalisa Sikap Pemuda Terhadap Keberlangsungan Bangsa
- Dampak Perang Dagang, Komisi XII Dorong Impor Gas untuk Pasok Kebutuhan Energi Nasional
- Pemerintah Pastikan Proses Pengisian DPRP Mekanisme Pengangkatan Berjalan Transparan
- Sultan Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Olimpiade Remaja 2030
- Jamin Keselamatan Kerja Buruh, Senator Filep: Percepat Revisi UU SJSN & Ratifikasi Konvensi ILO 102/1952