Orang Dengan Skizofrenia, Pernah Tanpa Busana Muter Kampung

Orang Dengan Skizofrenia, Pernah Tanpa Busana Muter Kampung
Para ODS di Rumah Berdaya tetap dan terus berkarya meski dalam keterbatasan. Foto: Sahrul Yunizar/Jawa Pos

Kala itu hidupnya benar-benar gelap. ”Kontrol (diri sendiri) memang nggak ada. Tapi, kejadian apa pun kami ingat,” kenangnya.

Setelah tumbang di tempat kerja pertengahan 2001, gangguan kejiwaan yang dia alami terus kambuh. Sempat sembuh, sebulan kemudian kembali kambuh.

”Rumah saya hancurkan. Telanjang keliling kampung di Buleleng,” kata dia sambil berusaha mengingat setiap kejadian yang dialami belasan tahun lalu.

Nyoman juga tidak lupa, pada tahun yang sama ketika mulai terganggu kejiwaannya, dirinya dibawa ke Rumah Sakit Jiwa Bangli.

Untung, dia punya istri setia. Meski Nyoman tengah terpuruk, istrinya tidak berhenti mendampingi. Selama di Rumah Sakit Jiwa Bangli, ibu dua anak bernama Ni Putu Sri Ayu Astuti tersebut terus bersamanya. Saat itu tekad Nyoman bulat. Dia ingin bebas dari gangguan jiwa.

Bukan hanya karena istrinya. Tapi juga karena buah hatinya yang pertama, Ni Putu Putri Indah Melati.

”Saya harus bisa menghidupi anak dan istri,” ucap Nyoman mengulang kalimat yang kala itu hanya mampu dia sampaikan dalam hati.

Tekad itu pula yang membuatnya lekas pulih. Bisa kembali bekerja dan menyaksikan kelahiran anak keduanya, Ni Made Cindy Sephia Yanti.

Orang Dengan Skizofrenia (ODS) terus bergerak bahu-membahu untuk masa depan yang lebih baik.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News