Ortu Bertemu Anak setelah Terpisah Tsunami 2004

Ortu Bertemu Anak setelah Terpisah Tsunami 2004
TANGIS HARU: Jamaliah (kiri) menangis saat bertemu dengan Rojatul Jannah alias Wenni (kanan) di Lorong Kangkung, Desa Pagong, Kecamatan Johan Pahlawan, Aceh Barat. Foto: Dedi/Rakyat Aceh/JPNN

jpnn.com - MEULABOH – Bencana mahadahsyat gempa dan tsunami yang meluluhlantakkan wilayah pesisir Aceh telah berlalu hampir sepuluh tahun. Namun, di Meulaboh, Aceh Barat, seorang anak korban tsunami baru kembali bertemu dengan kedua orang tuanya. Suasana haru bercampur bahagia meluap di Lorong Kangkung, Desa Pagong, Kecamatan Johan Pahlawan, Aceh Barat, Rabu kemarin (6/8).

Pasangan suami-istri, Septi Rangkuti, 52, dan Jamaliah, 42, terlihat bahagia setelah bertemu dengan satu di antara dua anaknya yang hilang diseret gelombang besar tsunami. Isak tangis bahagia ibu dan ayah tersebut terlihat sambil merangkul anak mereka yang baru ditemukan.

Nama anak korban tsunami itu adalah Rojatul Jannah bin Rangkuti. Saat terseret gelombang besar pada Desember 2004, usianya masih 4,5 tahun. Namun, kini dia berusia lebih dari 14 tahun.

Namanya pun telah berubah menjadi Wenni. Peristiwa itu terjadi setelah papan tempat dia mengapung terseret gelombang tsunami hingga terdampar ke Pulau Banyak, Nias. Dia ditemukan nelayan asal Aceh Barat Daya (Abdya) yang bernama Bustamir. Setiba di Blang Pidie, dia diadopsi Mariam (ibu angkat). Dua tahun terakhir, dia menetap dengan nenek angkat bernama Sarwani di sebuah rumah bantuan di Kawasan Pulo Kayu, Kecamatan Susoh, Abdya.

Dia bersama neneknya harus menjalani rutinitas mencari kerang dan mengumpulkan dan menjual botol air minum mineral demi memperoleh uang untuk membiayai kebutuhan sehari-hari. Aktivitas itu dilakukan Rojatul Jannah setelah belajar di bangku kelas IV MIN Susoh, Abdya.

Pada Juni lalu, Rojatul Jannah tanpa sengaja terlihat oleh Zainuddin, saudara kandung Jamaliah (ibu korban), sedang berkeliling mencari botol minuman mineral bekas. Asal usulnya pun ditelusuri hingga nenek angkat Sarwani menuturkan bahwa Wenni bukan cucu kandungnya, melainkan anak tsunami. “Itu awal abang saya yakin kalau dia adalah keponakannya, anak saya,” kata Jamaliah.

Sementara itu, sebulan pascabencana gempa dan tsunami, pasangan Septi dan Jamaliah bersama seorang anak mereka pindah ke Desa Parigonan, Kecamatan Ulubarungun, Kabupaten Padang Lawas, Provinsi Sumatera Utara. Merekapun mendapat kabar tersebut dari Zainuddin.

“Sebenarnya, sejak bulan puasa, kami meminta Rojatul Jannah alias Wenni untuk dipulangkan. Tetapi, nenek angkatnya meminta diambil setelah Lebaran,” ungkap Jamaliah.

MEULABOH – Bencana mahadahsyat gempa dan tsunami yang meluluhlantakkan wilayah pesisir Aceh telah berlalu hampir sepuluh tahun. Namun, di Meulaboh,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News